Minggu, 20 November 2011

Agama Adalah Nasehat

Transkip Nasehat Ust. Dzulqarnain Bin Muhammad Sunusi Hafizhahullah pada dauroh Mamuju (sul-bar), hari ke-2 Ahad, 5 Maret 2011, pkl 08.00-selesai
                                                     
        بسم الله الرحمن الرحيم
إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له و أشهد أن لاإله إلاالله وحده لا شريك له وأن محمدا عبده ورسوله.
﴿ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إَلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ ﴾ [آل عمران:102]
﴿ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماً ﴾ [الأحزاب:71]
﴿ يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً ﴾ [النساء:1]
فإن أصدق الحديث كتاب الله وخير الهدي هدي محمد صلى الله عليه وسلم وشر الأمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة وكل ضلالة فى النار أما بعد:


Ma’asyiral ikhwah wal akhwat rahimani warahimakumullah, pada pagi hari ini Alhamdulillah kita bersyukur kepada Allahسبحا نه وتعلى , kembali diberi kesempatan untuk duduk di masjid yang mulia ini, untuk kita saling ingat mengingatkan dan berwasiat dengan kebaikan.

Bagi seorang mukmin, peringatan adalah hal yang berharga  وذ كر فان الذ كر تنفع المؤمنين    (dan berilah peringatan karena peringatan itu bermanfaat bagi orang yang beriman).
Nasehat menasehati adalah simbol dari agama, الد ين النصيحة  Nabi bersabda : (Agama adalah nasehat). Dan di dalam hadits jabir bin abdillah al-bajali, beliau berkata : با يعت رسول الله صلى الله عليه وسلم على السمع والطاعة والنصح لكل مسلم (Aku membai’at rasulullah صلى الله عليه وسلم untuk mendengar dan taat dan untuk menasehati setiap muslim).

Maka dimajelis yang baik ini, ada beberapa hal yang ingin saya ingatkan dalam rangka kita saling nasehat menasehati dan berwasiat dalam kebaikan.

1.  yang pertama yang ingin saya ingatkan adalah wasiat Allah  سبحا نه وتعلىkepada orang-orang sebelum kita dan juga kepada kita ummat islam, Allah berfirman di dalam Al-qur’an  : ولقد وصينا الذين اوتواللكتاب من قبلكم وايا كم أن اتقو الله  (Sungguh kami telah wasiatkan kepada ahlul kitab sebelum kalian dan juga kepada kalian, hendaknya kalian semua bertaqwa kepada Allah), maka ketaqwaan ini adalah sumber kebaikan, ketaqwaan.? adalah sumber kebaikan, dia adalah wasiat Allah kepada seluruh makhluk, karena dengan taqwa ini akan terwujud segala kebaikan yang mereka perlukan.

Kita telah membaca di khutbah hajat tadi tiga ayat, yang ayat-ayat tersebut dibaca oleh Rasulullah  صلى الله عليه وسلمpada khutbah hajat beliau, dari tiga ayat tersebut, semuanya terdapat didalamnya perintah untuk bertaqwa. يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْن (wahai orang-orang yang beriman bertaqwalah kalian kepada Allah dengan sebenar-benar ketaqwaan dan janganlah kalian meninggal kecuali kalian itu sebagai orang yang selalu berislam / berserah diri kepada Allah).
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَة (wahai sekalian manusia bertaqwalah kalian kepada Rabb kalian yang menciptakan kalian dari satu jiwa)  وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً   (dan dari jiwa itu Allah menciptakan pasangannya, kita diciptakan semua dari keturunan Nabi Adam dan dari tulang rusuk Nabi Adam Allah menciptakan isterinya hawwa’, dan dari keduanya Allah Subhanahu wata’ala menjadikan manusia laki-laki dan perempuan), kemudian Allah mengulangi perintah taqwa ini     وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ  (Maka bertaqwalah kalian kepada Allah, maka kalian selalu meminta dengan menyebut namanya, dan hendaknya kalian bertaqwa berkaitan dengan silaturahmi kalian)  إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا  (sesungguhnya Allah selalu mengawasi kalian).
                                                                                                                             
Dan ayat yang ketiga, يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا الله وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا   (wahai orang-orang yang beriman bertaqwalah kalian kepada Allah dan ucapkanlah ucapan yang lurus), ucapan yang baik, SADIDAN itu ucapan yang lurus tidak ada bengkoknya, tidak ada.? Bengkoknya, kalau kalian bertaqwa dan berucap yang baik, Allah berfirman :  يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ   (Allah akan memperbaiki amalan-amalan kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian).

Maka ini dari kebaikan ketaqwaan, karena itulah taqwa ini adalah bekal yang sangat baik apalagi kita berada dimasa banyak ujian dan cobaan, banyak fitnah didalam kehidupan dan ini semuanya harus dipadamkan dengan ketaqwaan, sebagaimana ditanyakan kepada seorang dari ulama salaf terdahulu yaitu Tholaq ibnu habib رحمه الله , ketika terjadi fitnah maka beliau berkata : padamkan fitnah itu dengan taqwa, kemudian beliau ditanya apa taqwa itu.?

Kata beliau  ان تعمل بطاعة الله على نورمن الله ترجوثوا ب الله  (Engkau beramal dengan ketaatan kepada Allah di atas cahaya dari Allah, engkau mengharap pahala dari Allah), وان تترك معصية  الله على نور من الله تخا ف عقا ب الله (dan engkau meningkalkan maksiat kepada Allah di atas cahaya dari Allah, engkau meninggalkan maksiat itu karena takut siksaan Allah Subhanahu wata’ala).
Maka inilah taqwa, dari asal katanya adalah Al-Wiqayah : suatu tameng yang melindungi, jadi orang yang bertaqwa seakan-akan dia meletakkan antara dirinya dan apa yang dimurkai oleh Allah dia letakkan sebuah tembok yang membentenginya, ia tidak jatuh dalam kemurkaan Allah, tidak jatuh di dalam neraka, itulah ketaqwaan, dan taqwa ini sangat berharga bagi seorang hamba, hendaknya selalu dia pegang dimana pun dia berada dalam keadaan sendiri maupun di depan orang, hendaknya selalu bertaqwa kepada Allah سبحا نه وتعلى.

2.  Kemudian yang kedua, yang ingin saya nasehatkan disini untuk diri saya dan kepada seluruh ikhwah dan akhwat bahwa Rasulullah  صلى الله عليه وسلمbersabda di dalam hadits yang diriwayatkan oleh imam muslim dari abu hurairah, kata beliau (Rasulullah) : الؤمن القوي خير واحب الى الله من المؤمن الضعيف وفي كل خير (Seorang mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah dari mukmin yang lemah dan pada keduanya ada kebaikan), yang namanya keimanan semuanya ada kebaikan, orang yang beriman semuanya ada kebaikan tapi mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah dari mukmin yang lemah, mukmin yang kuat, apa makna kekuatan disini.? Kekuatan disini punya dua makna, makna secara fisik dan makna secara ma’nawi, dia punya kekuatan jiwa, kekuatan keimanan, dan makna yang kedua ini lebih didahulukan bagi seorang mukmin, maka Nabi memberikan anjuran umum agar supaya seorang mukmin selalu menambah kekuatannya, selalu menambah.? Kekuatannya.
Maka ia perlu di dalam kehidupan ini untuk selalu mendidik dirinya dengan makna-makna yang memperkuat keimanannya agar supaya ia masuk ke dalam golongan seorang mukmin yang kuat dan dia lebih dicintai, lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah dari mukmin yang lemah.
Kemudian setelah Nabi memberikan anjuran secara umum, kaidah umum bahwa mukmin yang kuat lebih baik dari mukmin yang lemah, Nabi memberikan tiga landasan pijakan dan tiga pijakan ini, Ini adalah pijakan di dalam kehidupan yang hendaknya selalu berada di dalam sanubari  setiap muslim dan muslimah.
Yang pertama, Nabi berkata : احرص عل ما ينفعك (bersemangatlah engkau meraih apa yang bermanfaat bagimu), ini sifat seorang muslim, seorang mukmin punya semangat, karena hidup ini harus dipenuhi dengan semangat, tanpa semangat seorang tidak akan mencapai apa yang ingin dia raih, karena itu Allah memerintah kita dengan makna ini di dalam banyak ayat al-qur’an :  وسارعوا الى مغفرة من ربكم(Dan bersegeralah kalian menuju kepada pengampunan dari Rabb kalian), di ayat yang lain dibahasakan  فا ستبقوا الخيرات (Dan berlomba-lombalah kalian), di ayat yang lain  وأنيبوا الى ربكم  (Berlarilah kalian semua menuju kepada Allah), ini semuanya makna semangat dan bergerak.
Maka harus ada semangat di dalam meraih kebaikan, kata Nabi : احرص على ما ينفعك (semangatlah engkau meraih apa yang bermanfaat bagimu), perhatikan…!!! Di dalam kehidupan ini banyak perkara, banyak amalan, ada amalan yang bermanfaat ada amalan yang tidak bermanfaat, yang tidak bermanfaat itu ada yang sia-sia dan ada yang merupakan dosa dan Nabi hanya menganjurkan seorang mukmin bersemangat meraih apa yang bermanfaat baginya karena itulah kehidupan, kita di dunia ini semuanya sementara dan semuanya akan kembali kepada Allah سبحا نه وتعلى, semuanya akan mempertanggungjawabkan setiap amalan yang dia lakukan.
Itulah kehidupan dunia yang selalu diingatkan oleh nabi صلى الله عليه وسلم dalam banyak hadits beliau diantaranya beliau bersabda kepada ibnu umar :  كن فى الد نيا كأنك غريب أو عابر سبيل (Jadilah engkau di dunia seakan-akan engkau adalah orang yang asing atau orang yang sekedar berlalu).
Jadi kita diibaratkan oleh nabi dikehidupan ini seperti musafir, dia asing atau dia sekedar berlalu.
Ada orang yang datang kesebuah negeri dia tinggal di negeri itu, bukan penduduk negeri yang dia tinggal bukan untuk menetap hanya sementara, dia akan pergi meninggalkannya, tidak ada sanak familinya disitu, tidak ada keluarganya, dia tidak perlu untuk membangun sebuah bangunan tetap yang bisa dia harapkan untuk mukim disitu, dia orang asing atau seorang musafir yang sekedar berlalu, lewat saja dia datang singgah kesebuah tempat hanya mengambil perbekalannya sebagai seorang musafir untuk melanjutkan perjalanan.
Maka itulah kehidupan, kita semua ini adalah musafir (yang) berjalan kepada Allah سبحا نه وتعلى, berjalan ke negeri akhirat, kalau ini disadari bahwa kita adalah seorang musafir, maka seorang musafir yang berjalan ke negeri akhirat. Kata Ibnul Qoyyim رحمه الله تعلى : dia perlu kepada dua kekuatan, dia perlu kapada.? Dua kekuatan.
Kekuatan yang pertama adalah kekuatan ilmiah, dan kekuatan yang kedua adalah kekuatan amaliah.

Seorang yang berjalan ke negeri akhirat dia harus tau jalan mana yang dia tempuh ke negeri akhirat, maka dia harus punya kekuatan ilmu agama yang mengantarnya kepada jalan islam, jalan yang lurus, dan ia harus punya dari kekuatan ilmu yang menerangi jalan itu supaya jalannya sangat jelas baginya, dan ia harus mempunyai dari kekuatan ilmu yang membuat dia kokoh di jalan, tidak melenceng dari jalan, tidak ke kanan tidak pula ke kiri sebab jalan kebaikan itu hanyalah satu, jalan yang mengantar ke negeri akhirat hanyalah satu tapi di samping kanan dan kiri jalan tersebut ada jalan-jalan syaithan yang ingin mengajak manusia kepada kesesatan.
Maka seorang pun harus memiliki kekuatan ilmu yang bisa menerangi jalan baginya, maka semakin kuat ilmu ini semakin ada kekuatan ilmiah maka jalan itu akan semakin terang baginya, dia akan semakin melihat rambu-rambu di atas jalan, dia akan melihat rintangan-rintangan kalau memang ada rintangan di jalan tersebut, maka ini dari kekuatan ilmiah yang harus disiapkan bagi seorang hamba, dia selalu memperdalam ilmu agamanya.
Kemudia yang kedua, kekuatan yang diperlukan bagi orang yang berjalan (musafir) ke Negeri akhirat dia perlu kekuatan amaliah, dia sudah melihat jalan di depannya tapi kalau dia tidak punya kekuatan untuk melangkah untuk berjalan maka itu sama saja, dia tidak akan sampai ke Negeri akhirat.
Maka harus ada dari kekuatan amaliah yang membuat dia bersemangat melalui jalan tersebut, untuk menempuh jalan tersebut hingga ia bisa samapai ke Negeri akhirat dengan selamat.
Maka ini dua kekuatan sangat diperlukan bagi orang yang berjalan ke negeri akhirat, karena itu perhatikan dari bahasa hadits : “seorang mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah dari mukmin yang lemah”, harus ada kekuatan memang, kekuatan dari sisi ilmiah dan kekuatan dari sisi amaliah dan semua kekuatan ini didapatkan dengan apa.? Nabi memberikan wejangan احرص على ما ينفعك  (Bersemangatlah engkau meraih apa yang bermanfaat bagimu). Dan ini kaidah di dalam kehidupan seorang selalu mencari apa yang bermanfaat, apa yang membawa kebaikan untuk dirinya, untuk keluarganya, untuk masyarakatnya, untuk agamanya, itu yang dia cari.
Dia penuh dengan semangat, penuh dengan semangat, lalu cita-citanya tergantung di langit sebagaimana kata seorang penyair :  كن رجلا رجله فى الثرى وها مة همته فى الثريا (Jadilah kamu seorang lelaki (yang) kakinya menapak di bumi tapi cita-citanya, semangatnya tergantung di langit), di bintang tsurayya sana.
Demikian harusnya seorang mukmin dan mukminah, harus ada semangat yang kuat, harus ada semangat.? Yang kuat.
Aapalagi di dalam mempelajari agama, di dalam menuntut ilmu agama harus ada semangat untuk mendapatkan ilmu agama, seorang harus mencurahkan dan memberikan waktunya, sebab ilmu itu kalau kita beri seluruh waktu kita dia hanya memberi untuk kita sebagian saja, itu kalau diberi seluruh waktu kita dapat sebagian, bagaimana pula kalau tidak pernah diberi waktu, apa yang akan dia dapatkan.
Dan ilmu perlu semangat di dalam mempelajarinya, harus ada kesabaran di dalam mendapatkannya, dan kadang kita di dunia ini, subhanallah…untuk urusan dunia kadang seorang belajar kuliah empat tahun ada yang delapan tahun, untuk.? Keilmuan diurusan dunianya, kalau diperlukan dia harus menghadiri seminar satu bulan, tiga bulan, kadang dia harus keluarkan biaya yang banyak dalam hal tersebut tapi kadang kita kurang jujur untuk keagamaan kita padahal kita punya kewajiban-kewajiban dari mempelajari ilmu agama sangat banyak dan wajib mengetahui bagaimana cara berwudhu misalnya, bagaimana cara sholat yang benar misalnya, dan kita tidak pernah ada kesadaran, misalnya berfikir saya satu pekan ini saya mau libur khusus ingin pergi belajar privat bagaimana cara saya sholat (dan) dia siapkan waktu untuk itu, jarang ada yang berfikir seperti itu dan ini termasuk kemunduran yang berada ditengah ummat, jangankan ditengah ummat secara umum, ditengah orang yang punya kesadaran untuk mempelajari agama saja kadang hal ini jarang difikirkan padahal kita punya kewajiban-kewajiban.

Ada yang lebih besar dari pada itu yaitu kewajiban seseorang mempelajari tauhid, kewajiban seseorang mempelajari tauhid.? Dimana dia memurnikan ibadahnya kepada Allah, dia punya kewajiban disini yang harus dia tunaikan.

Di alam kubur dia ditanya dengan tiga pertanyaan yang (mana) pertanyaan ini tidak mungkin dia jawab kecuali dia pelajari, dia meyakininya, adapun sekedar ikut-ikutan (maka) tiga hal ini tidak memberi manfaat baginya.
Akan ditanya dia dialam kubur, Man Rabbuka.? Siapa Rabbmu.?, Man Nabiyyuka.? Siapa Nabimu.? Ma diinuka.? Apa Agamamu.? Ini tiga pertanyaan, mungkin dari kecil orang sudah menghafal jawabannya tapi subhanallah ada orang yang ditanya di (alam) kubur, Man Rabbuka.? Dia berkata apa.?هاها لاأدرى. سمعت الناس يقولون شيأ فقلته  (haha saya tidak tau, saya hanya mendengar manusia mengucapkan seperti itu saya juga ikut mengucapkannya),
perhatikan.!!! Tidak bermanfaat apa yang dia dengar  itu, di alam kubur bahkan dia anggap dirinya tak tau karna dia hanya dengar saja tidak mempelajarinya, tidak meyakininya, maka tidak member mamfaat baginya, tidak member mamfaat.? Baginya.
Karena itu ada dari ilmu yang wajib kita pelajari dan ini harus seorang memiliki kesadaran, bagaimana dia bisa mengangkat kewajiban dari dirinya.
Ilmu itu ada yang bersifat wajib `ain,wajib `ain atas setiap manusia mempelajari , Berdosa lkalau dia tidak mempelajari.
Ada ilmu yang sifatnya wajib Kifayah,kalau sebagaian dari ummat mempelajari (maka) gugur kewajiban atas yang lain, dan ada ilmu yang sifatnya sunnah (yakni) hal yang disunnahkan.
Yang sunnah dari ilmu agama ini, itu lebih afdhol dari seluruh ibadah sunnah lainnya, lebih afdhal dari pada jihad, lebih afdhal daripada sholat malam, lebih afdhal daripada sholat rawatib ini ilmu agama karena pengetahuan seorang hamba itu sangat mendukung besarnya pahala didalam malan yang dia lakukang,besanya pahala .? didalam amalan yang dia lakukan.
Karna itu harus ada semangat bagi seorang hamba, ini wejangan dari Nabi :احرص على ما ينفعك  (Bersemangatlah engkau meraih yang bermamfaat bagim)  واستعن باالله (Dan mohonlah pertolonan dari Allah), ini wasiat yang kedua, kita diperintah untuk memohon pertolongan kepada Allah selalu memohon.? Pertolongan kepada Allah, Banyak berdoa (dan) melakukan amalan2 yang dengannya datang pertolongan itu.
Manusia, dia (hanya) berusaha, berupaya, tapi yang menentukan adalah Allah dan ini adalah hal yang harus disadari.
Nabi Syu`aib عليه السلام berkata : ان أريد الا الأصلاح ما استطعت وما تو فيقي الا باالله عليه توكلت واليه أنيب  kata Nabi Syu`aib : (aku hanya ingin mengadakan perbaikan, sasuai dengan kemampuanku, namun tidak ada taufiq bagiku kecuali hanya kepada Allah, kepadanyalah aku bertawakkal dan kepadanya aku kembali). Ini perhatikan ...! bagaimana ia menyerahkan perkaranya kepada Allah  سبحا نه وتعلىMaka perlu seseorang memohon pertolongan kepada Allah didalam kehidupan ini banyak dia berdoa.
Dan ada amalan2 yang menjadi sebab datangnya pertolongan ,seperti Allah berfirman:  واستعينوا با الصبر و الصلاة (Ambillah pertolongan dengan bersabar dan dengan sholat), karena kesabaran dan sholat ini adalh hal yang menyebabkan seorang hamba ditolong dan dibantu oleh Allah  ini wasiat nabi yang kedua
Kemudian yang terakhir nabi berkata  : ولا تعجز ن   (dan jangan kamu merasa lemah).
Sebab seseorang kalau sudah merasa lemah dari awal dia melangkah, maka pasti dia akan sulit untuk melanjutkan perjalananya, ibarat orang yang berjalan, didepannya ada sebuah jalan dia menganggap bahwa jalannya sangat jauh sekali dan dia menganggap bahwa dirinya tidak mampu untuk melewati jalan ini, maka ia sudh kalah dari awal dia melangkah, maka pasti ia sulit untuk melanjutkan perjalanannya, ibarat orang yang berjalan,di depannya ada sebuah jalan dia menganggap bahwa jalannya sangat jauh sekali dan menganggap bahwa dirinya tidak manpu untuk melewati jalan ini, maka ini sdh kalah dari awal berjalannya, sudah kalah.? dari awal berjalan. Karna itu tidak boleh seorang itu merasa lemah, dia memohon pertolongan kepada  Allah dan selalu dia gambarkan pada dirinya (bahwa) ia mampu untuk melakukannya, dia bisa untuk melakukannya itu, itu sifat seorang muslim dan inilah yang dilakukan oleh nabi dan para sahabatnya di dalam banyak hal yang dengannya mereka di tinggikan dan di muliakan oleh Allah       
Disebutkan di kisah Al – Imam Al-Kisa’i رحمه الله تعلى, Al-Kisa’i ini adalah seorang ulama ahli Qiro’ah  dan pakar bahasa, sangat terkenal imamul Kisa’I ini, awal kali beliau belajar ilmu bahasa arob beliau merasa bahwa dirinya tidak mampu, tiap kali Belajar, tidak mampu merasa dia gagal, karena dia memiliki kesanggupan (maka)  Allah    memperlihatkan
kepada sebuah hikmah yang menyebabkan semangat beliau kembali membara dalam keadaan beliau putus asa beliau melihat seekor semut membawa yang berat, beban yang berat, (lalu ) semut ini naik ketempat yang terjal, ya namanya bawa – bawaan yang berat naik ketempat terjal belum sampai keatas sudah jatuh ke bawah, bawaannya mungkin lebih berat  dari semutnya, tapi apakah semut ini langsung pergi dia tinggalkan bawaanya.? tidak, dia ambil lagi bawaanya tersebut dan naik lagi, ( kemudian ) jatuh lagi, terus dia ulangi sampai dia berhasil lewat ke atas, (maka) kata Al- Imamul Kisa’i semut saja tidak pernah putus asa seperti ini dan dia berhasil kenapa saya tidak bisa, maka beliau pun terus belajar dan belajar sampai Allah membukakan untuk beliau kebaikan tersebut
Dan di sebutkan oleh Al-Khatib Al-Baghdady rahimullah Ta’ala  sebuah kisah dari seorang as-salaf yang menuntut ilmu, tiap kali dia menuntut ilmu dia merasa bahwa selalu kandas dan terhambat, maka pada saat dia berjalan dia melewati sebuah batu yang menetes padanya tetesan – tetesan air, dia mencermati batu tersebut dimana air itu membekas di batu yang sangat keras itu.
Air sangat halus, lembut ( dan ) batu sangat keras tapi subhanallah air ini terus menetes akhirnya meninggalkan bekas di batu yang keras, maka iapun berkata : “Hatiku ini tidak sekeras batu dan air itu tidak lebih lembut dari ilmu agama, ilmu agama lebih lembut dan lebih baik maka kenapa ilmu itu tidak bisa masuk ke hati  saya” maka iapun terus belajar dan belajar dan Allah membukakan untuknya kebaikan.
Maka demikian seorang harus punya semangat, banyak memohon pertolongan kepada Allah dan tidak boleh merasa lemah, tidak boleh merasa.? Lemah
Ini tiga pokok yang harus selalu tertanam dalam diri seorang hamba
3. Kemudian yang ketiga disini yang perlu sya ingatkan untuk kita saling berwasiat dengannya.
Para ulama kita menyebutkan bahwa salah satu dari alat seorang yang menuntut ilmu dia harus punya keikhlasan dan harus punya kejujuran, ini dua hal, ikhlas dan jujur, ikhlas dalam menuntut ilmu, (dan) ikhlas dalam menyampaikannya, ini sangat penting sekali karena keikhlasan seorang hamba, Allah akan membukakan untuknya berbagai kebaikan, berbagai.? Kebaikan.
Dan ikhlas ini manfaatnya sangat besar sekali dalam menunut ilmu maupun selainnya, Di dalam musnad imam ahmad ada kisah yang sangat panjang sekali tentang keislaman salman al-Faarisi رضي الله عنه kisah yang penuh dengan hikmah dan pelajaran, yang salman al-faarisi  dari agamanya di faris kemudian berpindah ke agama nashrani, dia berguru kepada seorang pendeta kemudian pindah lagi berguru kepada pendeta lainnya, setelah itu dia berwasiat (dan) dia diarahkan lagi kepada pendeta lainnya, ketika pendetanya meninggal, terus diarahkan kepada pendeta lainnya, hingga suatu saat pendeta yang dia dapati dianggap adalah pendeta yang baik karena yang sebelumnya dia lihat hal-hal yang dari (perbuatannya) mengumpulkan harta manusia dan seterusnya, maka pendeta yang terakhir berkata : dalam waktu dekat ini, dari ilmu yang dia ketahui dari Al-Kitab akan muncul seorang nabi dan dia akan muncul dari arah kota madinah disebutkan nama Yatsrib, banyak di sana pohon korma, maka salman pun berangkat kesana, beliau berangkat .? kesana, ( dan) terjadi suatu dan lain hal akhirnya beliau diperbudak oleh orang, tapi perhatikan..!! jauhnya perjalanan  sedemikian rupa namun karena ada keikhlasan untuk mencari yang haq, Allah memberikan petunjuk kepada jalan yang benar, maka keikhlasan itu sangat penting bagi seorang hamba di dalam segala perkara dan keikhlasan ini yang akan memalingkannya dari segala bahaya, memalingkannya dari segala bahaya.
Nabi Yusuf عليه السلام, beliau di hindarkan oleh Allah dari kejelekan, dihindarkan oleh Allah.? Dari kejelekan, padahal panggilan berbuat maksiat itu kuat bagi nabi Yusuf, bayangkan beliau di ajak untuk berbuat zina, diajak, bukan beliau yang mengajak, (beliau) di ajak, segala kemungkinan sudah dihamparkan didepannya, pintu telah ditutup hanya mereka yang berdua saja, kemudian yang ketiga nabi Yusuf bukan penduduk negeri itu, kalau mungkin dia penduduk negeri, ada sanak keluarganya  mungkin dia malu – malu tapi ini tidak, dia bukan penduduk negeri itu tidak ada sanak familinya di negeri itu, kalau dia ingin berbuat tidak malu kepada siapa pun, panggilan maksiat sangat kuat tapi Allahسبحا نه وتعلى memalingkan beliau dari kejelekan itu karena apa? Disebutkan di dalam ayat al qur’an :  انه من عبا د ناالمخلصين  (sesunggungnya ( Nabi Yusuf ini) dari hamba-hamba kami yang selalu di jaga diatas keikhlasan).
Karena keikhlasan, (beliau) dipalingkan dari apa.? Dari kejelekan, kekejian, maka keikhlasan ini penting bagi seorang hamba dan ini akan membuatnya istiqomah di atas jalan yang lurus, membuat dia istiqomah di atas jalan agama, sebab kadang seseorang pada hari ini mungkin dia duduk di majelis ilmu, hatinya sangat lapang dan bergembira mendengarkan ilmu agama, bersemangat, tapi di keesokan harinya sebagian orang dilihat sudah menyipang ke kanan dan kekiri, semangat hilang, ini kadang keikhlasan punya pengaruh di dalam hal ini, karena itulah hendaknya seseorang selalu menjaga keikhlasannya.
Kemudian di harus menjaga kejujuran ( Ash-Shidiq) dan Ash – Shidiq ini dalam bahasa arob di sebut kejujuran dan bisa bermakna kesungguhan dia adalah sifat yang sangat dipuji, Sifat yang selalu membawa kebaikan bagi seorang hamba, Allah  berfirman :  ولوصد قوا الله لكان خيرا لهم  (andaikata mereka semua itu jujur kepada allah, maka sungguh itu yang terbaik untuk mereka). Sungguh itu yang terbaik untuk mereka kalau mereka jujur
Jadi di sebutkan itu yang tebaik, jadi kalau ada kebaikan ( maka ) tidak ada yang lebih baik dari pada kejujuran ini, tidak ada yang lebih baik..? dari pada kejujuran, dia adalah hal yang terbaik bagi seseorang hamba
Karena itulah kejujuran ini, ini sangat bermanfaat, menjadi sebab pengampunan dan sebab seorang mendapatkan pahala yang besar, Allah menyebutkan sekelompok dari kaum muslim dan muslimat yang beramal, salah satunya Allah terangkan  والصاد قين والصاد قا ت  (laki-laki dan perempuan yang jujur) dan diakhir ayat Allah Berfimran :   أعدالله لهم مغفرة وأجرا عظيما (Allah siapkan untuk mereka pengampunan dan pahala yang sangat besar), ini ayat di surah Al-ahzab dan surah Al-ahzab ini di singgung kejujuran dan kesungguhan para shahabat, bagaimana kesungguhan mereka membela agama, bagaimana kesungguhan mereka dalam memperjuangkan agama, bagaimana kesungguhan meraka di dalam menjalankan perintah-perintah Allah hingga Allah memuji mereka.
Didalam surah Al-Ahzab ini pula Allah berfirman : من المؤمنين رجال صد قوا ماعا هد وا الله عليهم   (Dari kaum mukminin ada sekelompok lelaki, mereka jujur bersama Allah dalam janji yang mereka ambil) ada kejujuran, ada Shiddiq, jujur bersama Allah dalam janji yang mereka ambil  فمنهم من قضى نهبه ومنهم من ينتظر وما بد لوا تبد يلا (diantara  mereka ada yang sudah menunaikan kewajibannya, sudah meninggal dalam keadaan jujur dalam menjalankan janji yang dia ucapkan kepada Allah dan diantara mereka ada yang masih hidup menunggu, tapi mereka tidak pernah mengganti sama sekali).
Ini ash-shiddiq, kejujuran, kesungguhan, dan ini jalan membawa kepada surga. Karena itu nabi   صلى الله عليه وسلمbersabda :   عليكم باالصد ق فأن الصد ق يهدى ألى البر وأن البر يهدى الى الجنة ولا يزال الرجل يصدق ويتحرى الصدق يكتب عندالله صد يقا  : (hendaklah kalian itu selalu berlaku shiddiq (jujur) karena kejujuran itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa kepada surga dan terus-menerus seorang itu jujur dan dia memiliki kejujuran hingga Allah menulisnya, mencatat dia sebagai orang yang shiddiq disisinya(.
Perhatikan…! Di beri derajat shididq, dan ini derajat yang sangat tinggi bagi seorang hamba, Allah ketika menyebutkan mereka yang diberi nikmat maka disebutkan para nabi kemudian ash-shidiq setelahnya   ألئك الذين أنعم الله عليهم من النبين والصديقين (mereka itulah orang-orang yang Allah beri nikmat kepada mereka dari para nabi, para shiddiq /orang – orang yan jujur), maka disebut dengan derajat shiddiq kejujuran, dan ini harus ada di dalam semangat seorang muslim, ada kejujuran dalam beramal, ada kesungguhan di dalam dia mendekatkan dirinya kepada Allah dan kejujuran ini, apabila selalu menghiasi diri maka Alllah akan memperlihtkan kebaikan untuknya di dunia maupun di akhirat.
Di hari kiamat yang bermanfaat adalah orang-orang jujur  يوم ينفع الصا د قين صد قهم  (hari tatkala orang-orang yang jujur itu, kejujuran mereka bermanfaat bagi mereka).
Disebutkan di dalam biografi  Al – Imam Abu Zur’ah Ar-razi, nama beliau adalah ubaidullah bin abdilkarim, ini seorang imam besar dari negeri ray, abu zur’ah ar-razi, pada saat beliau sekaratul maut, dalam keadaan sekaratul maut beliau di kunjungi oleh sekelompok dari ahli hadits kawan-kawan beliau, rekan-rekan beliau.
Dikunjungi oleh muammad bin muslim bin warah, abu hatim ar-razi, mundzir bin syadzan dan selainnya.
Muhammad bin muslim bin warah ini lebih tua dari abu zur’ah dan lebih senior, maka melihat abu zur’ah ar-razi dalam sekaratul maut, mereka pun bekata : ayo kita talqin abu zur’ah ar-razi untuk mengucapkan laa ilaha illallah, sebab hak seorang muslim yang sakaratul maut ditalqin mengucapkan apa.? Laa ilaaha illallah.
Namun mereka kembali kepada diri mereka sendiri dan akhirnya malu melakukunnya, sebab ini orang yang dia akan talqin adalah seorang imam besar, panutan ditengah manusia, orang yang hidupnya dan umurnya penuh dengan kejujuran menyampaikan ilmu, beramal dengan ilmu, maka mereka malu untuk mentalqin abu zur’ah dengan mengatakan abu zur’ah ucapakan laa ilaha illallah.
Akhirnya muhammad bin muslim bin warah berkata, kalau begitu kita ingatkan saja dengan haditsnya, maka mulailah muhammad bin muslim berkata, haddatsana abu ‘ashim an-nabil, ‘an abdul hamird bin ja’far, ‘an shalih, sampai di situ dia tidak bisa melanjutkan haditsnya, hanya mengingatkan saja, setelah itu abu hatim ar-razi juga membawakan sanadnya, ia berkata : haddatsana muhammad bin basysyar, qola haddatsana abu ashim, ‘an abdil hamid bin ja’far, ‘an shalih juga sampia distu, al mundzir bin syadzan juga membawakan sanadnya, maka abu zur’ah ar-razi dalam keadaaan sakaratul maut beliau paham bahwa kawan-kawannya ini ingin mentalqinnya tentang hadits apa.? Hadits talqin. Maka dalam keadaan sakaratul maut abu zar’ah ar-razi rahimumahullah ta’ala membawakan sandanya, dia berkata haddatsana muhammad bin basysyiar, qola haddatsana abdul hamid bin ja’far , ‘an shalih bin abi arib, ‘an katsir bin murrah, ‘an muadz ibn jabal (dari muadz bin jabal) anna Rasullullah qola (sesungguhnya Rasulullah bersbda) :  من كن آخر كلا م لااله الاالله دخل الجنة  (siapa yang akhir ucapannya laa ilala illallah dia masuk surga),  setelah mengucapkan hadits ini langsung beliau meninggal keluar ruhnya, berarti akhir ucapan beliau adalah apa.? adalah laa ilaaha illallah, dengan membacakan hadits
Perhartikan…!!! Kejujuran beliau di semasa hidunya hanya menyampaikan ilmu dan haditsnya, itupula yang menutup kebaikan untuknya dan didalam sebagian riwayat beliau membacakan haditsnya  من كن آخر كلا م لااله الاالله , sampai kalimat itu setelah itu beliau meninggal, jadi akhir ucapan beliau adalah apa.? Laa ilaaha illallah, ini kejujuran pada seorang hamba dan selalu membawa kebaikan untuknya, mewarnai kehidupannya.
Disebutkan oleh ibnu katsir  dalam al bidayah wannihayah tentang kisah wafatnya Syaikhul islam ibnu Taimiyah di dalam penjara, salah seorang yang mengisahkan berkata bahwa kami mengkhatamkan al qur’an sudah 80 kali, bayangkan.! dalam penjara mengkhatamkan al-qur’an sudah berapa kali.? 80 kali.
Dikhatam yang 81, syaikhul islam ibnu taimiyah membaca ayat di surah al-qomar, sudah berada di akhir surah : ان المتقين فى جنت ونهر فى مقعد صد ق عند مليك مقتد ر     (sesunggnya orang-orang yang beriman berada di surga dan di sungai-sungai yang mengalir, dikedudukan orang yang shiddiq, orang yang jujur, disisi Allah yang maha berkuasa lagi maha mampu), kemudian beliau meninggal.
Perhatikan.!!! ini pujian untuk orang yang selalu jujur ayat ini dan beliau meninggal di akhir dari membaca ayat tersebut, maka kejujuran ikhawanifillah itu sangat penting, kesungguhan bagi seorang hamba di dalam menunut ilmu, di dalam berdakwah di jalan Allah, kesungguhan di dalam membina rumah tangga, kesungguhan di dalam ia mendidik anak-anaknya, kesungguhan di dalam ia menegakkan agama.
Harus ada kejujuran bagi seorang hamba dan itu adalah  sifat bagi orang yang berimanيا ايها الذين آمنوا اتقو الله وكونوا مع الصا د قين    (wahai orang-orang yang beriman bertakwaqlah kalian kepada Allah dan tergolonglah kalian kepada orang-orang yang shiddiq) orang-orang yang jujur, orang-orang yang penuh dengan kesungguhan.

4.  Kemudian dari hal yang perlu saya ingatkan disini dari wasiat yang hendaknya kita saling berwasiat dengannya. Rasulullah صلى الله عليه وسلم pernah bersabda di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh imam muslim, dan disini beliau ucapkan kepada ‘Aisyah رضي الله عنها, beliau berkata :  عليكم با الر فق فأن الر فق لا يكون فى شيء ألا زانه ولا ينزع عن شيء ألا شانه   (hendaknya kalian itu berlemah lembut, hendaknya engkau berlemah lembut karena lemah lembut itu tidaklah terdapat pada sesuatu kecuali pasti akan menghiasi sesuatu itu dan tidaklah dicabut dari sesuatu kecuali akan memperjelek sesuatu itu).
Maka berlemah lembut ini, ini adalah sifat yang sangat indah, akhlak yang sangat mulia, akhlak yang sangat mulia, dan ini adalah sifat nabi kita Nabi Muhammad, Allah berfirman : فبما رحمة من الله لنت لهم ولو كنت فظا غليظ القب لانفضوا من حولك  (karena rahmat dari Allah engkau (wahai nabi muhammad) berlemah lembut kepada mereka, (kepada manusia, kepada sahabat) andaikata engkau itu kasar dan keras hati pasti mereka akan lari meninggalkanmu), maka lemah lembut ini diperlukan oleh seorang muslim.
Dia berlemah lembut pada dirinya, dengan Saudaranya, keluarganya, anak-anaknya, masyarakatnya, diperlukan ar-rifq lemah lembut, ini adalah hal yang membawa kebaikan, sebab ar-rifq itu semua adalah kebaikan, semuanya membawa.? Kebaikan, Dan inilah yang menyebabkan islam dibawa oleh nabi diterima oleh manusia sedemikian rupa karena memang tampak dari keindahan islam tersebut, ada lemah lembut di dalamnya, dan ini penting bagi seorang hamba.
Di dalam keluarganya dia perlu berlemah lembut, perlu berlemah lembut, berahlak yang baik pada keluarganya. Kadang sebagian orang, subhanallah kalau dengan orang lain dia menjaga akhlaq pembawaan di depan orang, dia banyak bersabar, tapi kalau ditengah keluarganya tidak ahlak itu, seakan-akan berakhlaq dan berbuat baik itu hanya untuk orang lain saja, dan ini keliru, sebab akhlak yang baik itu adalah kebaikan, ketaatan, dimanapun dia lakukan (dan) kepada siapapun dia lakukan, apalagi itu kepada keluarganya kepada istrinya dan anak-anaknya.
Demikian pula untuk istri, lemah lembut kepada suaminya dan ia berbuat baik kepada suaminya itu adalah hal yang dituntut, perkara yang sangat baik, perkara.? yang sangat baik, akhlaq yang mulia, karena itu nabi bersabda : البر حسن الخلق   (kebaikan itu adalah akhlaq yang baik). Akhlak yang indah itulah kebaikan.
Kalau seseorang menjaganya, menjaga akhlak yang indah ini, maka di harapkan hal tersebut selalu membuahkan kebaikan untuknya.
5.  Kemudian yang ingin saya ingatkan disini dengan sebuah hadits Rasulullahصلى الله عليه وسلم , haditsnya dari abu musa al-asy’ari, ketika nabi  mengutus abu musa al- alsy’ari dan mu’adz ibn jabal ke yaman, nabi  bersabda  kepada keduanya :  يسرا ولا تعسرا بشرا ولا تنفرا وتطا وعا ولا تختلفا   nabi bersabda, (hendaknya kalian ( berdua ) mempermudah, jangan kalian mempersulit, hendaknya kalian ( Berdua ) memberi kabar gembira kepada manusia jangan kalian membuat menusia itu lari, dan hendaknya kalian saling pengertian jangan kalian berselisih), ini hadits termasuk dasar pokok di dalam membangun kebersamaan, dasar pokok di dalam membangun.? Kebersamaan.
Perhatikan.!!! Nabi berpesan  يسرا ولا تعسرا  :   (permudahlah jangan kalian mempersulit), agama ini mudah alhamdulillah, tuntunan dan syariatnya dimudahkan oleh Allah, dan maksud dari kemudahan agama, segala yang dituntunkan semuanya adalah kemudahan, karena itu nabi bersabda :  ان الدين يسر ولا يشاد الدين أحد ألا غلبة  (sesungguhnya agama itu mudah  dan tidak seorang pun yang ekstrim dalam beragama kecuali pasti dia akan terkalahkan), ini sifat dari agama kita.
Jadi ukuran kemudahan adalah siapa yang berjalan diatas tuntunan al-Qur’an dan hadits itulah yang di mudahkan, bukan menganggap kemudahan dengan hawa nafsunya, oh… kayaknya bagusnya kita gampangan saja yang beginian, kita permudah saja yang beginian, tidak.!! Tapi seorang kalau berjalan diatas tuntunan al-Qur’an dan hadits itulah kemudahan, itulah..? kemudahan,  لا تعسر   (jangan kalian mempersulit).
Tidak boleh seorang menggambarkan agama ( islam ) itu kepada manusia penggambaran (bahwa) agama ini sangat sulit sekali, berat dipelajari, orang yang ingin komitmen dengan agama seakan-akan syaratnya sangat berat sekali, tidak boleh memgambarkan seperti itu, sebab ini pemgambaran yang keliru terhadap agama Allah  karena itu nabi berpesan : يسرا ولا تعسر  (hendaknya kalian (berdua) mempermudah jangan kalian mempersulit) بشرا ولاتنفرا  (hendaknya kalian ( berdua ) memberi kabar gembira jangan kalian membuat orang lari), Ini agama.
Ada yang ingin bertaubat, ingin kembali kepada agama, beri gembira, arahkan kepada kebaikan, jangan di buat lari dari agama, phobia untuk memperlajari agama, dan ini dari sifat yang keliru dan banyak dari ummat islam tidak memperhatikan makna dan keagungan islam dari arah ini, kemudian nabi berpesan :  وتطاوعا ولا تختلفا  (hendaknya kalian ( berdua ) saling pengertian dan jangan kalian berselisih), dalam sebuah kegiatan kebersamaan, harus ada saling pengertian, hendaknya tolong menolong di atas kebaikan dan ketaqwaan, tidak boleh berselisih di dalamnya, sebab perselisihan ini adalah pintu kejelekan, hal yang membuat syaithan bergembira, hal yang membuat syithan.? Bergembira.
Karena itulah dari keawajiban seorang muslim dan muslimah dia menjaga sifat yang indah ini yang disebutkan oleh Rasulullah : يسراولاتعسرا  (Beri kabar gembira jangan kalian membuat manusia itu lari), jangan kalian membuat manusia itu.? Lari.
Dan untuk sampai ke derajat ini, ia menyampaikan agama, memudahkannya kepada manusia, agama yang dia gambarkan adalah perkara yang memgimbirakan, ini semuanya harus  di bangun di atas ilmu syari’at yang kuat, di bangun diatas tuntunan.? ilmu yang baik.
Dan untuk sampai ke derajat ini, ia menyampaikan agama, memudahkan kepada manusia, agama yang dia gambarkan adalah perkara yang menggembirakan, ini semuanya harus di bangun di atas ilmu syariat yang kuat, di bangun di atas tuntunan.? Ilmu yang baik
Karena itu kata sebagian ulama :  العم هو التيسير أما التعسير فكل يحسنه  (ilmu itu bagaimana di mudahkan manusia itu menerima agama, adapun mempersulit semua orang mampu), ini mempersulit, siapa yang tidak mampu kalau memepersulit, tapi bagaimana manusia itu mudah  memahami agama, itulah ilmu namanya itulah yang di katakan.? Agama, itu yang di namakan agama. Dan hati-hati didalam maslah ini tidak boleh seorang bergampangan kalau ada manusia, ada ummat islam yang lari dia tidak mau mempelajari agama di sebabkan karena perbuatan kita maka kita menanggung sebagian dari dosanya sebab kita yang menjadi sebab dia tidak mau belajar, kita menjadi sebab orang ini tidak mau, apa.? mendapatkan kebaikan karena perbuatan kita yang menggambarkan agama sebagai hal yang berat, mambuat orang lari dan seterusnya, dan ini hal yang hendaknya di ingat dan selalu diperhatikan, selalu..? diperhatikan.
6.  kemudian diantara hal juga yang ingin saya ingatkan di sini dan kita saling berwasiat dengannya, sebuah ayat dalam Al-Qur’anul karim tentang kisah dan sifat dari nabi isa عليه السلام, Allah  سبحا نه وتعلىberfirman : tentang nabi isa,  وجعلنى مباركا أينما كنت  nabi isa berkata : (dan aku dijadikan oleh Allah berberkah dimana pun aku berada). Perhatikan ..!! berberkah.? Dimanapun dia berada, ini sifat sangat indah,
para ulama menafsirkan  ayat ini dengan beberapa penafsiran, ( dan ) salah satu dari fenafsirannya adalah apa yang di sebut dan diringkas oleh ibnul qayyim, bahwa makna dia berberkah dimanapun dia berada, adalah dengan ia menyebarkan ilmu dimana pun dia berada, mengajarkan kebaikan bagi menusia, jadi berberkah dmana pun dia berada, menjadi kunci kebaikan dimana pun dia berada, menutup pintu kejelekan dan ini sifat seorang muslim dan muslimah, dimana pun dia berada, dimana  kakinya menapak selalu dia memberikan kebaikan untuk manusia, selalu dia memberikan.? Kebaikan untuk manusia, berberkah untuk manusia, maka sifat ini hendaknya kita jaga di dalam diri kita, selalu kita jaga dan kita berusaha untuk berberkah bagi saudara kita yang lain.
Dan nabi telah bersabda : ولايؤمنو أحد كم حتى يحب لأخيه ما يحب لنفسه   (tidaklah beriman salah seorang dari kalian sampai dia mencintai untuk saudarnya apa yang dicintai  untuk dirinya).
Dia cinta misalnya dirinya dapat kebaikan, harusnya dia juga cinta kebaikan itu di dapatkan oleh saudaranya, dia cinta misalnya, orang berlemah lembut kepadanya harusnya dia juga cinta dia berlemah lembut kepada saudaranya, maka demikianlah seorang mukmin itu, dia mencintai untuk saudaranya kebaikan yang dicintai untuk dirinya, yang dicintai.? Untuk dirinya, maka mendidik diri supaya berberkah dimanapun berada  ini adalah sifat yang sangat indah, hal yang harusnya selalu kita kembangkan di dalam kehidupan kita.
Dimana pun kita bermasyarakat, dimana pun kita hidup selalu membawa kebaikan untuk manusia (dan) menutup pintu kejelekan dan ini sifat (yang) perlu dilatih diri-diri ini berada diatasnya, harus selalu kita berusaha untuk mengembangkannya, melatih akhlaq kita untuk berberkah kepada manusia dimanapun kita berada.
7.  Kemudian dari hal yang ingin saya ingatkan disini adalah firman Allahسبحا نه وتعلى , Allah             berfirman :  يا أيهاالذين آمنوا قوا أنفسكم وأهليكم نارا  (wahai orang-orang yang beriman jagalah diri-diri kalian dan jagalah keluarga-keluarga kalian dari api neraka), ini seruan Allah سبحا نه وتعلى kepada orang-orang beriman, kepada orang yang beriman supaya mereka menjaga diri-diri mereka dan menjaga keluarga mereka dari api neraka, menjaga diri dan keluarga dari.? Api neraka.
Bagaimana dia menjaga dirinya dan keluarganya dari api neraka? Inilah dari ma’na ayat yang hendaknya kita renungi, ia menjaga dirinya dan keluarganya dari api neraka.? Adalah dia melaksanakan segala ketaatan yang mendekatkan dirinya kepada Allah dan menghindarkan dirinya dari segala kemaksiatan yang bisa menghantarkan kepada api neraka, maka pertama dia benahi dirinya, didahulukan diri yang harus dijaga, dan dia perbaiki dirinya.
Sebab kadang sebagian kepala rumah tangga, subhanallah... dia hanya ingin keluarga dan anak-anaknya baik, istri dan anak-anaknya baik dan dia sendiri tidak ada usaha memperbaiki diri, ia kadang menuntut istri dan anak-anaknya berakhlaq yang baik, kepadanya tapi dia sendiri tidak pernah mendidik dirinya untuk berakhlaq yang baik untuk istri dan anak-anaknya, maka ini adalah hal yang keliru yang hendaknya diperbaiki, sebab kepala rumah tangga dia adalah yang bertanggung jawab terhadap siapa yang dia pimpin.
Dan nabi telah mengingatkan di dalam hadits ibnu umar yang diriwayatkan oleh imamul bukhari dan imam muslim, beliau bersabda :   كلكم راع وكلكم مسؤول عن رعيته (setiap dari kalian adalah pemimpin dan setiap dari kalian akan dimintai pertanggungjawaban akan kemimpinannya).
Seorang kepala negara adalah seorang pemimpin yang akan dimintai pertanggung jawaban akan kepemimpinanannya, seorang kepala rumah tangga akan dimintai pertanggungjawaban akan kepemimpinannya, seorang istri di tengah keluarganya, di tengah anak-anaknya akan dimintai pertanggungjawaban akan kepemimpinannya, seorang budak pada harta tuannya akan dimintai pertanggung jawaban akan hal tersebut. Kemudian nabi kembali menegaskan : ألا كلكم راع وكلكم مسؤول عيته  (Ingatlah bahwa setiap dari kalian itu adalah pemimpin dan setiap dari kalian akan dimintai pertanggungjawaban akan kepemimpinannya).
Dan di dalam hadits ma’kil bin yasar yang diriwayatkan oleh imamul bukhari dan imam muslim, Rasulullah  bersabda :  ما من عبد يسترعيةالله رعية ثم لم يحط بنصحها ألا حرم الله عليه الجنة  (tidak ada seorang hamba yang Allah berikan kepadanya tanggungjawab, (diberi tanggung jawab) lalu dia tidak beres dalam menjalankan tanggungjawabnya kecuali Allah haromkan untuknya surga).
Ini ancaman yang sangat keras bagi mereka yang Allah berikan nikmat keluarga lalu tidak menjaganya.
Dan menjaga diri dan keluarga ini dari api neraka yang paling utamanya dengan membekali diri dan keluarga dengan ilmu agama, ini yang paling utama sebab ilmu agama (adalah) sumber kebaikan, itu adalah dasar keimanan, keimanan tidak mungkin ada tanpa ilmu, dan dengan ilmu agama, seorang bisa melihat apa yang terbaik untuk diri dan keluarganya, Ia pandai melihat kebaikan untuk masa depannya apabila terjadi masalah ditengah mereka, maka ilmu agama adalah penyelesaiannya hal yang membawa kebaiakan dan penyelesaian untuknya.
Karena itulah tidak sepantasnya bagi seorang muslim dan muslimah untuk berpaling dari hal seperti ini, maka harus ada sikap menjaga diri dan keluarga dari api neraka. Dan ayat ini ,terdapat di dalamnya peringatan tentang kewajiban kita semua untuk menjaga diri dan keluarga dari api neraka, dan Rasulullah pernah mengingatkan dalam sebuah hadist, kata beliau :  لا يد خل الجنة د يوث  (tidak akan masuk surga seorang yang dayyust), apa dayyust itu.? Kata beliau : adalah orang yang membiarkan kemungkaran ditengah keluarganya, yang membiarkan kemungkaran ditengah.? Keluarganya.
Maka ini pokok dan dasar bagi kaum muslimin didalam membangun rumah tangga.
Harus di ketahui bahwa rumah tangga itu, keluarga itu, adanya pernikahan itu, punya maksud yang mulia di dalam syari’at kita bukan hanya menumpahkan syahwat, bukan hanya sekedar punya anak dan keturunan tapi ada makna pokok yang hendak dipahami, bahwa seorang yang berumah tangga dengan rumah tangga yang dia bina untuk (dapat) lebih mendekatkan dirinya kepada Allah, agar supaya rumah tangganya bisa menjadi lahan ibadah yang lebih luas lagi baginya, manjadi lahan ibadah.? yang lebih luas baginya.
Karena itu nabi صلى الله عليه وسلم  pernah di tanya oleh seorang shahabat yang bernama uqbah bin ‘amir al-juhaniرضي الله عنه , uqbah bin amir bertanya :  يا رسول الله ما النجاح .؟  (wahai rasulullah apakah jalan keselamatan itu), apakah jalan.? Keselamatan itu, maka nabi صلى الله عليه وسلم  bersabda : أمسك عليك لسا نك وليسعك بيتك وا بك على خطيأ تك  kata nabi : (jagalah lisanmu), di suruh menjaga lisan yang pertama, ini penting, penting.? Lisannya dia jaga kepada orang umum, kepada keluarganya, kepada orang tuanya dan selainnya, dia menjaga  lisan, kemudian yang kedua وليسعك بيتك  (dan hendaknya rumahmu itu menjadi lapang bagimu), rumah menjadi lapang.? bagimu, ini jalan keselamatan, kalau rumahnya bisa menjadi hal yang lapang baginya, indah baginya.
Sebab banyak nilai-nilai ibadah yang bisa dia tegakkan di rumah, dar berakhlak yang mulia kepada keluarga, mendidik anak dan istri, ini semunya adalah  lahan-lahan ibadah ( yang ) luas, karena itu dari jalan keselamatan kata nabi, hendaknya rumahmu menjadi lapang bagimu, menjadi lapang.? bagimu.
Kemudian kata beliau :  وا بك على خطيأ تك dan dari jalan keselamatan (tangisilah keselahanmu) selalu.? Menangisi kesalahan, karena setiap manusia punya.? Pasti ada dosa dan kesalahan, maka hendaknya ia selalu menangisi .? dosa dan kesalahanya tersebut, maka ini dari pokok dasar syari’at kita yang hendaknya selalu kita perhatikan dan kita cermati, maka semua dari kita punya kewajiban, semua dari kita punya tanggung jawab, dan ini penting untuk diperhatikan kewajiban dan tanggungjawab.
Yang paling penting bagi seorang hamba, bagaimana kewajiban dan tanggungjawabnya itu yang dia tunaikan, sebab itu yang akan di tanyakan pada hari kiamat, adapun kalau dia memiliki hak, maka haknya itu boleh dia tuntut, tapi dia tidak harus mengambil haknya, tidak harus dia mengambil.? haknya, tapi yang paling penting adalah kewajiban dan tanggngjawabnya dia tunaikan, kewajiban dan tanggung jawabnya.? Dia tunaikan , ini sebenarnya pokok masalah apalagi dalam rumah tangga.
Suami kadang hanya berfikir dia punya hak terhadap istri, kenapa istrinya tidak melayaninya, tidak mengurus rumah tangga dengan baik, tidak mendidik anak-anak dengan baik dan seterusnya, yang dia fikirkan haknya, haknya, haknya, tapi jarang memikirkan tanggungjawabnya, (dan) keawajibannya.
Demikian pula istri, kadang yang di dengar darinya hanya tuntutan, tuntutan, tuntutan, dia sendiri punya kewajiban-kewajiban, (dan) mungkin banyak kekurangan dalam menegakkan kewajibannya.
Karena itu yang paling penting bagi seorang hamba dan ini yang menjaga kelangsungan, kalau mereka.? setiap dari mereka berusaha menunaikan kewajiban masing-masing, adapun masalah hak, kalau dia tidak terima saat ini di dunia, di akhirat nanti dia akan mendaptkan kebaikannya, dia akan mendapatkan.? Kebaikannya, karena itu dari pokok pembahasan yang hendaknya kita perhatikan.
Demikian beberapa wasiat dan beberapa perkara yang ingin saya ingatkan di majelis ini, semoga Allah سبحا نه وتعلى menjadikan hal tersebut sebagai hal yang bermanfaat untuk kita semua, menjadi pijakan–pijakan dan pedoman di dalam kehidupan kita, bisa selalu bermakna untuk hari-hari kita di masa mendatang, dan tentunya apa yang saya sampaikan tadi (berupa) kalimat-kalimat ringkas, dasar–dasar kita uraikan dari ayat al-qur’an dan hadits Rasulullah صلى الله عليه وسلم  hendaknya selalu menjadi titik perhatian.
Kalau ingin di luaskan, apa yang diterangkan tadi itu adalah kaidah-kaidah dasar yang mempunyai makna yang sangat luas, mempunyai makna yang sangat.? Luas, kalau selalu kita cermati dan selalu kita perhatikan insya Allahu  Ta’ala pasti akan selalu membawa kebaikan untuk kita semua.
Wallahu ta’ala a’lam.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar