Transkip
Nasehat Ust. Dzulqarnain Bin Muhammad Sunusi Hafizhahullah pada dauroh Mamuju (sul-bar), hari ke-2 Ahad, 5 Maret 2011,
pkl 08.00-selesai
بسم
الله الرحمن الرحيم
إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور
أنفسنا ومن سيئات أعمالنا من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له و أشهد أن
لاإله إلاالله وحده لا شريك له وأن محمدا عبده ورسوله.
﴿ يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ
إَلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ ﴾ [آل عمران:102]
﴿ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ
وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ
ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماً ﴾ [الأحزاب:71]
﴿ يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي
خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا
رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ
إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً ﴾ [النساء:1]
فإن أصدق الحديث كتاب الله وخير الهدي هدي محمد
صلى الله عليه وسلم وشر الأمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة وكل ضلالة
فى النار أما بعد:
Ma’asyiral ikhwah wal akhwat rahimani warahimakumullah, pada pagi hari
ini Alhamdulillah kita bersyukur kepada Allahسبحا نه وتعلى , kembali diberi kesempatan untuk duduk di masjid yang mulia
ini, untuk kita saling ingat mengingatkan dan berwasiat dengan kebaikan.
Bagi seorang mukmin, peringatan adalah hal yang berharga وذ كر فان الذ كر تنفع المؤمنين (dan berilah peringatan
karena peringatan itu bermanfaat bagi orang yang beriman).
Nasehat menasehati adalah simbol dari agama, الد ين النصيحة Nabi bersabda : (Agama adalah nasehat). Dan
di dalam hadits jabir bin abdillah al-bajali, beliau berkata : با
يعت رسول الله صلى الله عليه وسلم على السمع والطاعة والنصح لكل مسلم (Aku membai’at rasulullah
صلى الله عليه وسلم untuk mendengar dan
taat dan untuk menasehati setiap muslim).
Maka dimajelis yang baik ini, ada beberapa hal yang ingin saya ingatkan
dalam rangka kita saling nasehat menasehati dan berwasiat dalam kebaikan.
1. yang pertama yang ingin saya ingatkan adalah wasiat
Allah سبحا نه وتعلىkepada orang-orang sebelum kita dan juga
kepada kita ummat islam, Allah berfirman di dalam Al-qur’an : ولقد وصينا الذين
اوتواللكتاب من قبلكم وايا كم أن اتقو الله (Sungguh kami telah
wasiatkan kepada ahlul kitab sebelum kalian dan juga kepada kalian, hendaknya
kalian semua bertaqwa kepada Allah), maka ketaqwaan ini adalah
sumber kebaikan, ketaqwaan.? adalah sumber kebaikan, dia adalah wasiat Allah
kepada seluruh makhluk, karena dengan taqwa ini akan terwujud segala kebaikan
yang mereka perlukan.
Kita telah membaca di
khutbah hajat tadi tiga ayat, yang ayat-ayat tersebut dibaca oleh Rasulullah صلى الله عليه وسلمpada khutbah hajat beliau, dari tiga ayat
tersebut, semuanya terdapat didalamnya perintah untuk bertaqwa. يَا
أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ
إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْن (wahai
orang-orang yang beriman bertaqwalah kalian kepada Allah dengan sebenar-benar
ketaqwaan dan janganlah kalian meninggal kecuali kalian itu sebagai orang yang
selalu berislam / berserah diri kepada Allah).
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ
مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَة (wahai sekalian manusia
bertaqwalah kalian kepada Rabb kalian yang menciptakan kalian dari satu jiwa) وَخَلَقَ
مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً (dan dari jiwa itu Allah menciptakan
pasangannya, kita diciptakan semua dari keturunan Nabi Adam dan dari tulang
rusuk Nabi Adam Allah menciptakan isterinya hawwa’, dan dari keduanya Allah
Subhanahu wata’ala menjadikan manusia laki-laki dan perempuan), kemudian Allah
mengulangi perintah taqwa ini وَاتَّقُوا
اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ
(Maka bertaqwalah kalian kepada Allah, maka kalian
selalu meminta dengan menyebut namanya, dan hendaknya kalian bertaqwa berkaitan
dengan silaturahmi kalian) إِنَّ
اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا (sesungguhnya Allah
selalu mengawasi kalian).
Dan ayat yang ketiga, يَا
أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا الله وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا (wahai
orang-orang yang beriman bertaqwalah kalian kepada Allah dan ucapkanlah ucapan
yang lurus), ucapan yang baik, SADIDAN itu ucapan yang
lurus tidak ada bengkoknya, tidak ada.? Bengkoknya, kalau kalian bertaqwa dan
berucap yang baik, Allah berfirman : يُصْلِحْ
لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ (Allah
akan memperbaiki amalan-amalan kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian).
Maka ini dari kebaikan
ketaqwaan, karena itulah taqwa ini adalah bekal yang sangat baik apalagi kita
berada dimasa banyak ujian dan cobaan, banyak fitnah didalam kehidupan dan ini
semuanya harus dipadamkan dengan ketaqwaan, sebagaimana ditanyakan kepada
seorang dari ulama salaf terdahulu yaitu Tholaq ibnu habib رحمه الله , ketika terjadi
fitnah maka beliau berkata : padamkan fitnah itu dengan taqwa, kemudian beliau
ditanya apa taqwa itu.?
Kata beliau ان تعمل بطاعة الله على نورمن الله ترجوثوا ب الله (Engkau
beramal dengan ketaatan kepada Allah di atas cahaya dari Allah, engkau
mengharap pahala dari Allah),
وان تترك معصية الله
على نور من الله تخا ف عقا ب الله (dan engkau meningkalkan maksiat kepada Allah di atas cahaya dari Allah,
engkau meninggalkan maksiat itu karena takut siksaan Allah Subhanahu wata’ala).
Maka inilah taqwa, dari
asal katanya adalah Al-Wiqayah : suatu tameng yang melindungi, jadi
orang yang bertaqwa seakan-akan dia meletakkan antara dirinya dan apa yang
dimurkai oleh Allah dia letakkan sebuah tembok yang membentenginya, ia tidak
jatuh dalam kemurkaan Allah, tidak jatuh di dalam neraka, itulah ketaqwaan, dan
taqwa ini sangat berharga bagi seorang hamba, hendaknya selalu dia pegang
dimana pun dia berada dalam keadaan sendiri maupun di depan orang, hendaknya
selalu bertaqwa kepada Allah سبحا نه وتعلى.
2. Kemudian yang kedua, yang ingin saya nasehatkan disini untuk diri
saya dan kepada seluruh ikhwah dan akhwat bahwa Rasulullah صلى الله
عليه وسلمbersabda
di dalam hadits yang diriwayatkan oleh imam muslim dari abu hurairah, kata
beliau (Rasulullah) : الؤمن القوي خير واحب الى الله من
المؤمن الضعيف وفي كل خير (Seorang mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih
dicintai oleh Allah dari mukmin yang lemah dan pada keduanya ada kebaikan),
yang namanya keimanan semuanya ada kebaikan, orang yang beriman semuanya ada
kebaikan tapi mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah
dari mukmin yang lemah, mukmin yang kuat, apa makna kekuatan disini.? Kekuatan
disini punya dua makna, makna secara fisik dan makna secara ma’nawi, dia punya
kekuatan jiwa, kekuatan keimanan, dan makna yang kedua ini lebih didahulukan
bagi seorang mukmin, maka Nabi memberikan anjuran umum agar supaya seorang
mukmin selalu menambah kekuatannya, selalu menambah.? Kekuatannya.
Maka ia perlu di dalam
kehidupan ini untuk selalu mendidik dirinya dengan makna-makna yang memperkuat
keimanannya agar supaya ia masuk ke dalam golongan seorang mukmin yang kuat dan
dia lebih dicintai, lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah dari mukmin yang
lemah.
Kemudian setelah Nabi
memberikan anjuran secara umum, kaidah umum bahwa mukmin yang kuat lebih baik
dari mukmin yang lemah, Nabi memberikan tiga landasan pijakan dan tiga pijakan
ini, Ini adalah pijakan di dalam kehidupan yang hendaknya selalu berada di
dalam sanubari setiap muslim dan
muslimah.
Yang pertama, Nabi
berkata : احرص عل ما ينفعك (bersemangatlah engkau meraih apa yang bermanfaat
bagimu), ini sifat seorang muslim, seorang mukmin punya
semangat, karena hidup ini harus dipenuhi dengan semangat, tanpa semangat
seorang tidak akan mencapai apa yang ingin dia raih, karena itu Allah
memerintah kita dengan makna ini di dalam banyak ayat al-qur’an : وسارعوا
الى مغفرة من ربكم(Dan bersegeralah kalian menuju kepada pengampunan dari Rabb kalian), di
ayat yang lain dibahasakan فا ستبقوا الخيرات (Dan berlomba-lombalah
kalian), di ayat yang lain وأنيبوا الى
ربكم (Berlarilah kalian semua
menuju kepada Allah), ini semuanya makna semangat dan bergerak.
Maka harus ada semangat
di dalam meraih kebaikan, kata Nabi : احرص
على ما ينفعك (semangatlah
engkau meraih apa yang bermanfaat bagimu), perhatikan…!!! Di
dalam kehidupan ini banyak perkara, banyak amalan, ada amalan yang bermanfaat
ada amalan yang tidak bermanfaat, yang tidak bermanfaat itu ada yang sia-sia
dan ada yang merupakan dosa dan Nabi hanya menganjurkan seorang mukmin
bersemangat meraih apa yang bermanfaat baginya karena itulah kehidupan, kita di
dunia ini semuanya sementara dan semuanya akan kembali kepada Allah سبحا نه وتعلى, semuanya akan
mempertanggungjawabkan setiap amalan yang dia lakukan.
Itulah kehidupan dunia
yang selalu diingatkan oleh nabi صلى الله عليه وسلم dalam banyak hadits beliau diantaranya beliau bersabda kepada
ibnu umar : كن فى الد نيا كأنك غريب أو
عابر سبيل (Jadilah
engkau di dunia seakan-akan engkau adalah orang yang asing atau orang yang
sekedar berlalu).
Jadi kita diibaratkan
oleh nabi dikehidupan ini seperti musafir, dia asing atau dia sekedar berlalu.
Ada orang yang datang
kesebuah negeri dia tinggal di negeri itu, bukan penduduk negeri yang dia
tinggal bukan untuk menetap hanya sementara, dia akan pergi meninggalkannya,
tidak ada sanak familinya disitu, tidak ada keluarganya, dia tidak perlu untuk
membangun sebuah bangunan tetap yang bisa dia harapkan untuk mukim disitu, dia
orang asing atau seorang musafir yang sekedar berlalu, lewat saja dia datang
singgah kesebuah tempat hanya mengambil perbekalannya sebagai seorang musafir
untuk melanjutkan perjalanan.
Maka itulah kehidupan,
kita semua ini adalah musafir (yang) berjalan kepada Allah سبحا نه
وتعلى, berjalan ke negeri akhirat, kalau ini disadari
bahwa kita adalah seorang musafir, maka seorang musafir yang berjalan ke negeri
akhirat.
Kata Ibnul Qoyyim رحمه الله تعلى : dia perlu kepada dua kekuatan,
dia perlu kapada.? Dua kekuatan.
Kekuatan yang pertama
adalah kekuatan ilmiah, dan kekuatan yang kedua adalah kekuatan amaliah.
Seorang yang berjalan
ke negeri akhirat dia harus tau jalan mana yang dia tempuh ke negeri akhirat,
maka dia harus punya kekuatan ilmu agama yang mengantarnya kepada jalan islam,
jalan yang lurus, dan ia harus punya dari kekuatan ilmu yang menerangi jalan
itu supaya jalannya sangat jelas baginya, dan ia harus mempunyai dari kekuatan
ilmu yang membuat dia kokoh di jalan, tidak melenceng dari jalan,
tidak ke kanan tidak pula ke kiri sebab jalan kebaikan itu hanyalah satu, jalan
yang mengantar ke negeri akhirat hanyalah satu tapi di samping kanan dan kiri
jalan tersebut ada jalan-jalan syaithan yang ingin mengajak manusia kepada
kesesatan.
Maka seorang pun harus
memiliki kekuatan ilmu yang bisa menerangi jalan baginya, maka semakin kuat ilmu ini
semakin ada kekuatan ilmiah maka jalan itu akan semakin terang baginya, dia
akan semakin melihat rambu-rambu di atas jalan, dia akan melihat
rintangan-rintangan kalau memang ada rintangan di jalan tersebut, maka ini dari
kekuatan ilmiah yang harus disiapkan bagi seorang hamba, dia selalu memperdalam
ilmu agamanya.
Kemudia yang kedua,
kekuatan yang diperlukan bagi orang yang berjalan (musafir) ke Negeri akhirat
dia perlu kekuatan amaliah, dia sudah melihat jalan di depannya tapi kalau dia
tidak punya kekuatan untuk melangkah untuk berjalan maka itu sama saja, dia
tidak akan sampai ke Negeri akhirat.
Maka harus ada dari
kekuatan amaliah yang membuat dia bersemangat melalui jalan tersebut, untuk
menempuh jalan tersebut hingga ia bisa samapai ke Negeri akhirat dengan selamat.
Maka ini dua kekuatan
sangat diperlukan bagi orang yang berjalan ke negeri akhirat, karena itu
perhatikan dari bahasa hadits : “seorang mukmin yang kuat itu lebih baik dan
lebih dicintai oleh Allah dari mukmin yang lemah”, harus ada kekuatan memang,
kekuatan dari sisi ilmiah dan kekuatan dari sisi amaliah dan semua kekuatan ini
didapatkan dengan apa.? Nabi memberikan wejangan احرص
على ما ينفعك (Bersemangatlah engkau
meraih apa yang bermanfaat bagimu). Dan ini kaidah di
dalam kehidupan seorang selalu mencari apa yang bermanfaat, apa yang membawa
kebaikan untuk dirinya, untuk keluarganya, untuk masyarakatnya, untuk agamanya,
itu yang dia cari.
Dia penuh dengan
semangat, penuh dengan semangat, lalu cita-citanya tergantung di langit
sebagaimana kata seorang penyair : كن رجلا رجله فى الثرى وها
مة همته فى الثريا (Jadilah
kamu seorang lelaki (yang) kakinya menapak di bumi tapi cita-citanya,
semangatnya tergantung di langit), di bintang tsurayya
sana.
Demikian harusnya
seorang mukmin dan mukminah, harus ada semangat yang kuat, harus ada semangat.?
Yang kuat.
Aapalagi di dalam
mempelajari agama, di dalam menuntut ilmu agama harus ada semangat untuk
mendapatkan ilmu agama, seorang harus mencurahkan dan memberikan waktunya,
sebab ilmu itu kalau kita beri seluruh waktu kita dia hanya memberi untuk kita
sebagian saja, itu kalau diberi seluruh waktu kita dapat sebagian, bagaimana
pula kalau tidak pernah diberi waktu, apa yang akan dia dapatkan.
Dan ilmu perlu semangat
di dalam mempelajarinya, harus ada kesabaran di dalam mendapatkannya, dan
kadang kita di dunia ini, subhanallah…untuk urusan dunia kadang seorang belajar
kuliah empat tahun ada yang delapan tahun, untuk.? Keilmuan diurusan dunianya,
kalau diperlukan dia harus menghadiri seminar satu bulan, tiga bulan, kadang
dia harus keluarkan biaya yang banyak dalam hal tersebut tapi kadang kita
kurang jujur untuk keagamaan kita padahal kita punya kewajiban-kewajiban dari
mempelajari ilmu agama sangat banyak dan wajib mengetahui bagaimana cara
berwudhu misalnya, bagaimana cara sholat yang benar misalnya, dan kita tidak
pernah ada kesadaran, misalnya berfikir saya satu pekan ini saya mau libur khusus
ingin pergi belajar privat bagaimana cara saya sholat (dan) dia siapkan waktu
untuk itu, jarang ada yang berfikir seperti itu dan ini termasuk kemunduran
yang berada ditengah ummat, jangankan ditengah ummat secara umum, ditengah orang
yang punya kesadaran untuk mempelajari agama saja kadang hal ini jarang
difikirkan padahal kita punya kewajiban-kewajiban.
Ada yang lebih besar
dari pada itu yaitu kewajiban seseorang mempelajari tauhid, kewajiban seseorang
mempelajari tauhid.? Dimana dia memurnikan ibadahnya kepada Allah, dia
punya kewajiban disini yang harus dia tunaikan.
Di alam kubur dia
ditanya dengan tiga pertanyaan yang (mana) pertanyaan ini tidak mungkin dia
jawab kecuali dia pelajari, dia meyakininya, adapun sekedar ikut-ikutan (maka)
tiga hal ini tidak memberi manfaat baginya.
Akan ditanya dia dialam
kubur, Man Rabbuka.? Siapa Rabbmu.?, Man Nabiyyuka.? Siapa Nabimu.? Ma
diinuka.? Apa Agamamu.? Ini tiga pertanyaan, mungkin dari kecil orang sudah
menghafal jawabannya tapi subhanallah ada orang yang ditanya di (alam) kubur,
Man Rabbuka.? Dia berkata apa.?هاها
لاأدرى. سمعت الناس يقولون شيأ فقلته (haha
saya tidak tau, saya hanya mendengar manusia mengucapkan seperti itu saya juga
ikut mengucapkannya),
perhatikan.!!! Tidak
bermanfaat apa yang dia dengar itu, di
alam kubur bahkan dia anggap dirinya tak tau karna dia hanya dengar saja tidak
mempelajarinya, tidak meyakininya, maka tidak member mamfaat baginya, tidak
member mamfaat.? Baginya.
Karena itu ada dari
ilmu yang wajib kita pelajari dan ini harus seorang memiliki kesadaran,
bagaimana dia bisa mengangkat kewajiban dari dirinya.
Ilmu itu ada yang
bersifat wajib `ain,wajib `ain atas setiap manusia mempelajari , Berdosa lkalau
dia tidak mempelajari.
Ada ilmu yang sifatnya
wajib Kifayah,kalau sebagaian dari ummat mempelajari (maka) gugur kewajiban
atas yang lain, dan ada ilmu yang sifatnya sunnah (yakni) hal yang disunnahkan.
Yang sunnah dari ilmu
agama ini, itu lebih afdhol dari seluruh ibadah sunnah lainnya, lebih afdhal
dari pada jihad, lebih afdhal daripada sholat malam, lebih afdhal daripada sholat
rawatib ini ilmu agama karena pengetahuan seorang hamba itu sangat mendukung
besarnya pahala didalam malan yang dia lakukang,besanya pahala .? didalam
amalan yang dia lakukan.
Karna itu harus ada
semangat bagi seorang hamba, ini wejangan dari Nabi :احرص على ما ينفعك (Bersemangatlah engkau meraih
yang bermamfaat bagim) واستعن
باالله (Dan mohonlah pertolonan
dari Allah), ini wasiat yang kedua, kita diperintah untuk
memohon pertolongan kepada Allah selalu memohon.? Pertolongan kepada Allah,
Banyak berdoa (dan) melakukan amalan2 yang dengannya datang
pertolongan itu.
Manusia, dia (hanya)
berusaha, berupaya, tapi yang menentukan adalah Allah dan ini adalah
hal yang harus disadari.
Nabi Syu`aib عليه السلام berkata : ان أريد الا الأصلاح ما استطعت وما تو فيقي الا باالله عليه
توكلت واليه أنيب kata Nabi Syu`aib :
(aku hanya
ingin mengadakan perbaikan, sasuai dengan kemampuanku, namun tidak ada taufiq
bagiku kecuali hanya kepada Allah, kepadanyalah
aku bertawakkal dan kepadanya aku
kembali). Ini
perhatikan ...! bagaimana ia menyerahkan perkaranya kepada Allah سبحا نه وتعلىMaka perlu seseorang memohon pertolongan kepada Allah didalam kehidupan
ini banyak dia berdoa.
Dan ada amalan2 yang
menjadi sebab datangnya pertolongan ,seperti Allah berfirman: واستعينوا
با الصبر و الصلاة (Ambillah pertolongan dengan
bersabar dan dengan sholat), karena kesabaran dan
sholat ini adalh hal yang menyebabkan seorang hamba ditolong dan dibantu oleh
Allah ini wasiat nabi yang kedua
Kemudian yang terakhir
nabi berkata : ولا تعجز ن (dan jangan kamu merasa lemah).
Sebab seseorang kalau
sudah merasa lemah dari awal dia melangkah, maka pasti dia akan sulit untuk
melanjutkan perjalananya, ibarat orang yang berjalan, didepannya ada sebuah
jalan dia menganggap bahwa jalannya sangat jauh sekali dan dia menganggap bahwa
dirinya tidak mampu untuk melewati jalan ini, maka ia sudh kalah dari awal dia
melangkah, maka pasti ia sulit untuk melanjutkan perjalanannya, ibarat orang
yang berjalan,di depannya ada sebuah jalan dia menganggap bahwa jalannya sangat
jauh sekali dan menganggap bahwa dirinya tidak manpu untuk melewati jalan ini,
maka ini sdh kalah dari awal berjalannya, sudah kalah.? dari awal berjalan.
Karna itu tidak boleh seorang itu merasa lemah, dia memohon pertolongan
kepada Allah dan selalu dia gambarkan
pada dirinya (bahwa) ia mampu untuk melakukannya, dia bisa untuk melakukannya
itu, itu sifat seorang muslim dan inilah yang dilakukan oleh nabi dan para
sahabatnya di dalam banyak hal yang dengannya mereka di tinggikan dan di muliakan
oleh Allah
Disebutkan di kisah Al
– Imam Al-Kisa’i رحمه الله تعلى, Al-Kisa’i ini
adalah seorang ulama ahli Qiro’ah dan
pakar bahasa, sangat terkenal imamul Kisa’I ini, awal kali beliau belajar ilmu
bahasa arob beliau merasa bahwa dirinya tidak mampu, tiap kali Belajar, tidak
mampu merasa dia gagal, karena dia memiliki kesanggupan (maka) Allah
memperlihatkan
kepada sebuah hikmah
yang menyebabkan semangat beliau kembali membara dalam keadaan beliau putus asa
beliau melihat seekor semut membawa yang berat, beban yang berat, (lalu ) semut
ini naik ketempat yang terjal, ya namanya bawa – bawaan yang berat naik
ketempat terjal belum sampai keatas sudah jatuh ke bawah, bawaannya mungkin
lebih berat dari semutnya, tapi apakah
semut ini langsung pergi dia tinggalkan bawaanya.? tidak, dia ambil lagi
bawaanya tersebut dan naik lagi, ( kemudian ) jatuh lagi, terus dia ulangi
sampai dia berhasil lewat ke atas, (maka) kata Al- Imamul Kisa’i semut saja
tidak pernah putus asa seperti ini dan dia berhasil kenapa saya tidak bisa,
maka beliau pun terus belajar dan belajar sampai Allah membukakan untuk beliau
kebaikan tersebut
Dan di sebutkan oleh
Al-Khatib Al-Baghdady rahimullah Ta’ala
sebuah kisah dari seorang as-salaf yang menuntut ilmu, tiap kali dia
menuntut ilmu dia merasa bahwa selalu kandas dan terhambat, maka pada saat dia
berjalan dia melewati sebuah batu yang menetes padanya tetesan – tetesan air,
dia mencermati batu tersebut dimana air itu membekas di batu yang sangat keras
itu.
Air sangat halus,
lembut ( dan ) batu sangat keras tapi subhanallah air ini terus menetes
akhirnya meninggalkan bekas di batu yang keras, maka iapun berkata : “Hatiku
ini tidak sekeras batu dan air itu tidak lebih lembut dari ilmu agama, ilmu
agama lebih lembut dan lebih baik maka kenapa ilmu itu tidak bisa masuk ke
hati saya” maka iapun terus belajar dan
belajar dan Allah membukakan untuknya kebaikan.
Maka demikian seorang
harus punya semangat, banyak memohon pertolongan kepada Allah dan tidak boleh
merasa lemah, tidak boleh merasa.? Lemah
Ini tiga pokok yang
harus selalu tertanam dalam diri seorang hamba
3. Kemudian yang ketiga disini yang perlu sya ingatkan untuk kita
saling berwasiat dengannya.
Para ulama kita
menyebutkan bahwa salah satu dari alat seorang yang menuntut ilmu dia harus
punya keikhlasan dan harus punya kejujuran, ini dua hal, ikhlas dan jujur,
ikhlas dalam menuntut ilmu, (dan) ikhlas dalam
menyampaikannya, ini sangat penting sekali karena keikhlasan seorang hamba,
Allah akan membukakan untuknya berbagai kebaikan, berbagai.? Kebaikan.
Dan ikhlas ini
manfaatnya sangat besar sekali dalam menunut ilmu maupun selainnya, Di dalam
musnad imam ahmad ada kisah yang sangat panjang sekali tentang keislaman salman
al-Faarisi
رضي الله عنه kisah yang penuh dengan hikmah dan pelajaran, yang salman
al-faarisi dari agamanya di faris
kemudian berpindah ke agama nashrani, dia berguru kepada seorang
pendeta kemudian pindah lagi berguru kepada pendeta lainnya, setelah itu dia
berwasiat (dan) dia diarahkan lagi kepada pendeta lainnya, ketika
pendetanya meninggal, terus diarahkan kepada pendeta lainnya, hingga suatu saat
pendeta yang dia dapati dianggap adalah pendeta yang baik karena yang
sebelumnya dia lihat hal-hal yang dari (perbuatannya) mengumpulkan harta
manusia dan seterusnya, maka pendeta yang terakhir berkata : dalam waktu dekat
ini, dari ilmu yang dia ketahui dari Al-Kitab akan muncul seorang nabi dan dia
akan muncul dari arah kota madinah disebutkan nama Yatsrib, banyak di sana pohon
korma, maka salman pun berangkat kesana, beliau berangkat .? kesana, ( dan)
terjadi suatu dan lain hal akhirnya beliau diperbudak oleh
orang, tapi perhatikan..!! jauhnya perjalanan
sedemikian rupa namun karena ada keikhlasan untuk
mencari yang haq, Allah memberikan petunjuk kepada jalan yang
benar, maka keikhlasan itu sangat penting bagi seorang hamba di dalam segala
perkara dan keikhlasan ini yang akan memalingkannya dari segala bahaya,
memalingkannya dari segala bahaya.
Nabi Yusuf عليه السلام, beliau di hindarkan oleh
Allah dari kejelekan, dihindarkan oleh Allah.? Dari kejelekan, padahal panggilan
berbuat maksiat itu kuat bagi nabi Yusuf, bayangkan beliau di ajak untuk berbuat
zina, diajak, bukan beliau yang mengajak, (beliau) di ajak, segala kemungkinan
sudah dihamparkan didepannya, pintu telah ditutup hanya mereka yang berdua
saja, kemudian yang ketiga nabi Yusuf bukan penduduk negeri itu, kalau mungkin
dia penduduk negeri, ada sanak keluarganya
mungkin dia malu – malu tapi ini tidak, dia bukan penduduk negeri itu
tidak ada sanak familinya di negeri itu, kalau dia ingin berbuat tidak malu
kepada siapa pun, panggilan maksiat sangat kuat tapi Allahسبحا نه
وتعلى memalingkan beliau dari
kejelekan itu karena apa? Disebutkan di dalam ayat al qur’an : انه من عبا د ناالمخلصين (sesunggungnya ( Nabi
Yusuf ini) dari hamba-hamba kami yang selalu di jaga diatas keikhlasan).
Karena
keikhlasan, (beliau) dipalingkan dari apa.? Dari kejelekan, kekejian,
maka keikhlasan ini penting bagi seorang hamba dan ini akan membuatnya istiqomah
di atas jalan yang lurus, membuat dia istiqomah di atas jalan agama, sebab
kadang seseorang pada hari ini mungkin dia duduk di majelis ilmu, hatinya
sangat lapang dan bergembira mendengarkan ilmu agama, bersemangat, tapi
di keesokan harinya sebagian orang dilihat sudah menyipang ke kanan dan kekiri,
semangat hilang, ini kadang keikhlasan punya pengaruh di dalam hal ini, karena
itulah hendaknya seseorang selalu menjaga keikhlasannya.
Kemudian di harus
menjaga kejujuran ( Ash-Shidiq) dan Ash – Shidiq ini dalam bahasa arob di sebut
kejujuran dan bisa bermakna kesungguhan dia adalah sifat yang sangat dipuji,
Sifat yang selalu membawa kebaikan bagi seorang hamba, Allah berfirman : ولوصد قوا الله لكان خيرا لهم (andaikata
mereka semua itu jujur kepada allah, maka sungguh itu yang terbaik untuk mereka).
Sungguh itu yang terbaik untuk mereka kalau mereka jujur
Jadi di sebutkan itu
yang tebaik, jadi kalau ada kebaikan ( maka ) tidak ada yang lebih baik dari
pada kejujuran ini, tidak ada yang lebih baik..? dari pada kejujuran, dia
adalah hal yang terbaik bagi seseorang hamba
Karena itulah kejujuran
ini, ini sangat bermanfaat, menjadi sebab pengampunan dan sebab seorang
mendapatkan pahala yang besar, Allah menyebutkan sekelompok dari kaum muslim
dan muslimat yang beramal, salah satunya Allah terangkan والصاد
قين والصاد قا ت (laki-laki dan perempuan
yang jujur) dan diakhir ayat Allah Berfimran : أعدالله لهم
مغفرة وأجرا عظيما (Allah siapkan untuk mereka pengampunan dan pahala yang sangat besar), ini
ayat di surah Al-ahzab dan surah Al-ahzab ini di singgung kejujuran dan
kesungguhan para shahabat, bagaimana kesungguhan mereka membela agama, bagaimana
kesungguhan mereka dalam memperjuangkan agama, bagaimana kesungguhan meraka di dalam
menjalankan perintah-perintah Allah hingga Allah memuji mereka.
Didalam surah Al-Ahzab
ini pula Allah berfirman : من المؤمنين رجال صد قوا ماعا هد وا الله عليهم (Dari kaum mukminin ada
sekelompok lelaki, mereka jujur bersama Allah dalam janji yang mereka ambil) ada
kejujuran, ada Shiddiq, jujur bersama Allah dalam janji yang mereka ambil فمنهم من قضى نهبه
ومنهم من ينتظر وما بد لوا تبد يلا (diantara
mereka ada yang sudah menunaikan kewajibannya, sudah meninggal dalam
keadaan jujur dalam menjalankan janji yang dia ucapkan kepada Allah dan diantara
mereka ada yang masih hidup menunggu, tapi mereka tidak pernah mengganti sama
sekali).
Ini ash-shiddiq,
kejujuran, kesungguhan, dan ini jalan membawa kepada surga. Karena
itu nabi صلى الله عليه وسلمbersabda : عليكم
باالصد ق فأن الصد ق يهدى ألى البر وأن البر يهدى الى الجنة ولا يزال الرجل يصدق ويتحرى الصدق يكتب عندالله صد يقا : (hendaklah kalian itu selalu berlaku shiddiq (jujur) karena kejujuran
itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa kepada surga dan
terus-menerus seorang itu jujur dan dia memiliki kejujuran hingga Allah
menulisnya, mencatat dia sebagai orang yang shiddiq disisinya(.
Perhatikan…! Di beri
derajat shididq, dan ini derajat yang sangat tinggi bagi seorang hamba, Allah
ketika menyebutkan mereka yang diberi nikmat maka disebutkan para nabi kemudian
ash-shidiq setelahnya ألئك الذين أنعم الله عليهم من النبين والصديقين (mereka itulah orang-orang
yang Allah beri nikmat kepada mereka dari para nabi, para shiddiq /orang
– orang yan jujur), maka disebut dengan derajat shiddiq kejujuran, dan ini
harus ada di dalam semangat seorang muslim, ada kejujuran dalam beramal, ada
kesungguhan di dalam dia mendekatkan dirinya kepada Allah dan kejujuran ini,
apabila selalu menghiasi diri maka Alllah akan memperlihtkan kebaikan untuknya
di dunia maupun di akhirat.
Di hari kiamat yang
bermanfaat adalah orang-orang jujur يوم ينفع الصا د قين صد
قهم (hari tatkala
orang-orang yang jujur itu, kejujuran mereka bermanfaat bagi mereka).
Disebutkan di dalam
biografi Al – Imam Abu Zur’ah Ar-razi,
nama beliau adalah ubaidullah bin abdilkarim, ini seorang
imam besar dari negeri ray, abu zur’ah ar-razi, pada saat beliau sekaratul
maut, dalam keadaan sekaratul maut beliau di kunjungi oleh sekelompok dari ahli
hadits kawan-kawan beliau, rekan-rekan beliau.
Dikunjungi oleh muammad
bin muslim bin warah, abu hatim ar-razi, mundzir bin syadzan dan
selainnya.
Muhammad bin muslim bin
warah ini lebih tua dari abu zur’ah dan lebih senior, maka melihat abu zur’ah
ar-razi dalam sekaratul maut, mereka pun bekata : ayo kita talqin abu zur’ah
ar-razi untuk mengucapkan laa ilaha illallah, sebab hak seorang muslim yang
sakaratul maut ditalqin mengucapkan apa.? Laa ilaaha illallah.
Namun mereka kembali
kepada diri mereka sendiri dan akhirnya malu melakukunnya, sebab ini orang yang
dia akan talqin adalah seorang imam besar, panutan ditengah manusia, orang yang
hidupnya dan umurnya penuh dengan kejujuran menyampaikan ilmu,
beramal dengan ilmu, maka mereka malu untuk mentalqin abu zur’ah dengan
mengatakan abu zur’ah ucapakan laa ilaha illallah.
Akhirnya muhammad bin
muslim bin warah berkata, kalau begitu kita ingatkan saja dengan haditsnya, maka
mulailah muhammad bin muslim berkata, haddatsana abu ‘ashim an-nabil,
‘an abdul hamird bin ja’far, ‘an shalih, sampai di situ dia tidak bisa
melanjutkan haditsnya, hanya mengingatkan saja, setelah itu abu hatim ar-razi
juga membawakan sanadnya, ia berkata : haddatsana muhammad bin basysyar, qola
haddatsana abu ashim, ‘an abdil hamid bin ja’far, ‘an
shalih juga sampia distu, al mundzir bin syadzan juga membawakan sanadnya, maka
abu zur’ah ar-razi dalam keadaaan sakaratul maut beliau paham bahwa kawan-kawannya
ini ingin mentalqinnya tentang hadits apa.? Hadits talqin. Maka dalam keadaan
sakaratul maut abu zar’ah ar-razi rahimumahullah ta’ala membawakan sandanya,
dia berkata haddatsana muhammad bin basysyiar, qola haddatsana abdul hamid bin
ja’far , ‘an shalih bin abi arib, ‘an katsir bin murrah, ‘an muadz ibn jabal (dari
muadz bin jabal) anna Rasullullah qola (sesungguhnya Rasulullah bersbda) : من كن آخر كلا م لااله الاالله دخل الجنة (siapa yang akhir ucapannya laa ilala illallah dia
masuk surga), setelah
mengucapkan hadits ini langsung beliau meninggal keluar ruhnya, berarti akhir
ucapan beliau adalah apa.? adalah laa ilaaha illallah, dengan membacakan hadits
Perhartikan…!!!
Kejujuran beliau di semasa hidunya hanya menyampaikan ilmu dan haditsnya,
itupula yang menutup kebaikan untuknya dan didalam sebagian riwayat beliau
membacakan haditsnya من كن آخر كلا م لااله
الاالله , sampai kalimat itu setelah
itu beliau meninggal, jadi akhir ucapan beliau adalah apa.? Laa ilaaha illallah,
ini kejujuran pada seorang hamba dan selalu membawa kebaikan untuknya, mewarnai
kehidupannya.
Disebutkan oleh ibnu
katsir dalam al bidayah wannihayah tentang
kisah wafatnya Syaikhul islam ibnu Taimiyah di dalam penjara, salah seorang
yang mengisahkan berkata bahwa kami mengkhatamkan al qur’an sudah 80 kali,
bayangkan.! dalam penjara mengkhatamkan al-qur’an sudah berapa kali.? 80 kali.
Dikhatam yang 81, syaikhul
islam ibnu taimiyah membaca ayat di surah al-qomar, sudah berada di akhir surah
: ان المتقين فى جنت ونهر فى مقعد صد ق عند مليك مقتد ر (sesunggnya
orang-orang yang beriman berada di surga dan di sungai-sungai yang mengalir,
dikedudukan orang yang shiddiq, orang yang jujur, disisi Allah yang maha
berkuasa lagi maha mampu), kemudian beliau
meninggal.
Perhatikan.!!! ini
pujian untuk orang yang selalu jujur ayat ini dan beliau meninggal di akhir
dari membaca ayat tersebut, maka kejujuran ikhawanifillah itu sangat penting,
kesungguhan bagi seorang hamba di dalam menunut ilmu, di
dalam berdakwah di jalan Allah, kesungguhan di dalam membina rumah tangga,
kesungguhan di dalam ia mendidik anak-anaknya, kesungguhan di dalam ia
menegakkan agama.
Harus ada kejujuran
bagi seorang hamba dan itu adalah sifat
bagi orang yang berimanيا ايها الذين آمنوا اتقو الله وكونوا مع الصا د قين (wahai
orang-orang yang beriman bertakwaqlah kalian kepada Allah dan tergolonglah
kalian kepada orang-orang yang shiddiq) orang-orang yang
jujur, orang-orang yang penuh dengan kesungguhan.
4. Kemudian dari hal yang perlu saya ingatkan
disini dari wasiat yang hendaknya kita saling berwasiat dengannya. Rasulullah صلى الله عليه وسلم pernah bersabda di dalam sebuah hadits
yang diriwayatkan oleh imam muslim, dan disini beliau ucapkan kepada ‘Aisyah رضي الله عنها, beliau berkata : عليكم
با الر فق فأن الر فق لا يكون فى شيء ألا زانه ولا ينزع عن شيء ألا شانه (hendaknya kalian itu
berlemah lembut, hendaknya engkau berlemah lembut karena lemah lembut itu tidaklah
terdapat pada sesuatu kecuali pasti akan menghiasi sesuatu itu dan tidaklah
dicabut dari sesuatu kecuali akan memperjelek sesuatu itu).
Maka berlemah lembut
ini, ini adalah sifat yang sangat indah, akhlak yang sangat mulia, akhlak yang
sangat mulia, dan ini adalah sifat nabi kita Nabi Muhammad, Allah berfirman : فبما
رحمة من الله لنت لهم ولو كنت فظا غليظ القب لانفضوا من حولك (karena
rahmat dari Allah engkau (wahai nabi muhammad) berlemah lembut kepada mereka, (kepada
manusia, kepada sahabat) andaikata engkau itu kasar dan keras hati pasti mereka
akan lari meninggalkanmu), maka lemah lembut ini
diperlukan oleh seorang muslim.
Dia berlemah lembut
pada dirinya, dengan Saudaranya, keluarganya, anak-anaknya, masyarakatnya, diperlukan
ar-rifq lemah lembut, ini adalah hal yang membawa kebaikan, sebab ar-rifq itu
semua adalah kebaikan, semuanya membawa.? Kebaikan, Dan inilah yang menyebabkan
islam dibawa oleh nabi diterima oleh manusia sedemikian rupa karena memang
tampak dari keindahan islam tersebut, ada lemah lembut di dalamnya, dan ini
penting bagi seorang hamba.
Di dalam keluarganya
dia perlu berlemah lembut, perlu berlemah lembut, berahlak yang baik pada
keluarganya. Kadang sebagian orang, subhanallah kalau dengan orang lain dia
menjaga akhlaq pembawaan di depan orang, dia banyak bersabar, tapi kalau
ditengah keluarganya tidak ahlak itu, seakan-akan berakhlaq dan berbuat baik
itu hanya untuk orang lain saja, dan ini keliru, sebab akhlak yang baik itu
adalah kebaikan, ketaatan, dimanapun dia lakukan (dan) kepada siapapun dia
lakukan, apalagi itu kepada keluarganya kepada istrinya dan anak-anaknya.
Demikian pula untuk
istri, lemah lembut kepada suaminya dan ia berbuat baik kepada suaminya itu
adalah hal yang dituntut, perkara yang sangat baik, perkara.? yang sangat baik,
akhlaq yang mulia, karena itu nabi
bersabda : البر
حسن الخلق (kebaikan
itu adalah akhlaq yang baik). Akhlak yang indah
itulah kebaikan.
Kalau seseorang
menjaganya, menjaga akhlak yang indah ini, maka di harapkan hal tersebut selalu
membuahkan kebaikan untuknya.
5. Kemudian yang ingin saya ingatkan disini dengan
sebuah hadits Rasulullahصلى الله عليه وسلم
, haditsnya dari abu musa al-asy’ari, ketika nabi mengutus abu musa al- alsy’ari dan mu’adz ibn
jabal ke yaman, nabi bersabda
kepada keduanya : يسرا
ولا تعسرا بشرا ولا تنفرا وتطا وعا ولا تختلفا nabi bersabda, (hendaknya kalian (
berdua ) mempermudah, jangan kalian mempersulit, hendaknya kalian ( Berdua )
memberi kabar gembira kepada manusia jangan kalian membuat menusia itu lari,
dan hendaknya kalian saling pengertian jangan kalian berselisih), ini
hadits termasuk dasar pokok di dalam membangun kebersamaan, dasar pokok di
dalam membangun.? Kebersamaan.
Perhatikan.!!! Nabi
berpesan يسرا ولا تعسرا : (permudahlah jangan
kalian mempersulit), agama ini mudah alhamdulillah, tuntunan dan
syariatnya dimudahkan oleh Allah, dan maksud dari kemudahan agama, segala yang
dituntunkan semuanya adalah kemudahan, karena itu nabi bersabda : ان الدين يسر ولا يشاد
الدين أحد ألا غلبة (sesungguhnya agama itu
mudah dan tidak seorang pun yang ekstrim
dalam beragama kecuali pasti dia akan terkalahkan), ini sifat dari agama
kita.
Jadi ukuran kemudahan
adalah siapa yang berjalan diatas tuntunan al-Qur’an dan hadits itulah yang di
mudahkan, bukan menganggap kemudahan dengan hawa nafsunya, oh… kayaknya
bagusnya kita gampangan saja yang beginian, kita permudah saja yang beginian,
tidak.!! Tapi seorang kalau berjalan diatas tuntunan al-Qur’an dan hadits itulah
kemudahan, itulah..? kemudahan, لا
تعسر (jangan kalian
mempersulit).
Tidak boleh seorang
menggambarkan agama ( islam ) itu kepada manusia penggambaran (bahwa) agama ini
sangat sulit sekali, berat dipelajari, orang yang ingin komitmen dengan agama
seakan-akan syaratnya sangat berat sekali, tidak boleh memgambarkan seperti itu,
sebab ini pemgambaran yang keliru terhadap agama Allah
karena itu
nabi berpesan : يسرا
ولا تعسر (hendaknya kalian
(berdua) mempermudah jangan kalian mempersulit) بشرا
ولاتنفرا (hendaknya kalian (
berdua ) memberi kabar gembira jangan kalian membuat orang lari), Ini
agama.
Ada yang ingin
bertaubat, ingin kembali kepada agama, beri gembira, arahkan kepada kebaikan,
jangan di buat lari dari agama, phobia untuk memperlajari agama, dan ini dari
sifat yang keliru dan banyak dari ummat islam tidak memperhatikan makna dan
keagungan islam dari arah ini, kemudian nabi berpesan : وتطاوعا
ولا تختلفا (hendaknya kalian (
berdua ) saling pengertian dan jangan kalian berselisih), dalam sebuah kegiatan
kebersamaan, harus ada saling pengertian, hendaknya tolong menolong di atas
kebaikan dan ketaqwaan, tidak boleh berselisih di dalamnya, sebab perselisihan
ini adalah pintu kejelekan, hal yang membuat syaithan bergembira, hal yang
membuat syithan.? Bergembira.
Karena itulah dari
keawajiban seorang muslim dan muslimah dia menjaga sifat yang indah ini yang disebutkan
oleh Rasulullah : يسراولاتعسرا (Beri
kabar gembira jangan kalian membuat manusia itu lari), jangan kalian membuat
manusia itu.? Lari.
Dan untuk sampai ke
derajat ini, ia menyampaikan agama, memudahkannya kepada manusia, agama yang
dia gambarkan adalah perkara yang memgimbirakan, ini semuanya harus di bangun di atas ilmu syari’at yang kuat, di
bangun diatas tuntunan.? ilmu yang baik.
Dan untuk sampai ke
derajat ini, ia menyampaikan agama, memudahkan kepada manusia, agama yang dia
gambarkan adalah perkara yang menggembirakan, ini semuanya harus di bangun di
atas ilmu syariat yang kuat, di bangun di atas tuntunan.? Ilmu yang baik
Karena itu kata sebagian
ulama : العم هو التيسير أما التعسير فكل يحسنه (ilmu
itu bagaimana di mudahkan manusia itu menerima agama, adapun mempersulit semua
orang mampu), ini mempersulit, siapa yang tidak mampu kalau
memepersulit, tapi bagaimana manusia itu mudah
memahami agama, itulah ilmu namanya itulah yang di katakan.? Agama, itu
yang di namakan agama. Dan hati-hati didalam maslah ini tidak boleh seorang
bergampangan kalau ada manusia, ada ummat islam yang lari dia tidak mau
mempelajari agama di sebabkan karena perbuatan kita maka kita menanggung
sebagian dari dosanya sebab kita yang menjadi sebab dia tidak mau belajar, kita
menjadi sebab orang ini tidak mau, apa.? mendapatkan kebaikan karena perbuatan
kita yang menggambarkan agama sebagai hal yang berat, mambuat orang lari dan
seterusnya, dan ini hal yang hendaknya di ingat dan selalu diperhatikan,
selalu..? diperhatikan.
6. kemudian diantara hal juga yang ingin saya
ingatkan di sini dan kita saling berwasiat dengannya, sebuah ayat dalam
Al-Qur’anul karim tentang kisah dan sifat dari nabi isa عليه السلام, Allah سبحا نه وتعلىberfirman : tentang nabi isa, وجعلنى مباركا أينما كنت nabi isa berkata :
(dan aku dijadikan
oleh Allah berberkah dimana pun aku berada). Perhatikan ..!!
berberkah.? Dimanapun dia berada, ini sifat sangat indah,
para ulama
menafsirkan ayat ini dengan beberapa
penafsiran, ( dan ) salah satu dari fenafsirannya adalah apa yang di sebut dan
diringkas oleh ibnul qayyim, bahwa makna dia berberkah dimanapun dia berada,
adalah dengan ia menyebarkan ilmu dimana pun dia berada, mengajarkan kebaikan
bagi menusia, jadi berberkah dmana pun dia berada, menjadi kunci kebaikan
dimana pun dia berada, menutup pintu kejelekan dan ini sifat seorang muslim dan
muslimah, dimana pun dia berada, dimana
kakinya menapak selalu dia memberikan kebaikan untuk manusia, selalu dia
memberikan.? Kebaikan untuk manusia, berberkah untuk manusia, maka sifat ini
hendaknya kita jaga di dalam diri kita, selalu kita jaga dan kita berusaha
untuk berberkah bagi saudara kita yang lain.
Dan nabi telah bersabda
: ولايؤمنو أحد كم حتى يحب لأخيه ما يحب لنفسه (tidaklah beriman salah
seorang dari kalian sampai dia mencintai untuk saudarnya apa yang dicintai untuk dirinya).
Dia cinta misalnya
dirinya dapat kebaikan, harusnya dia juga cinta kebaikan itu di dapatkan oleh saudaranya,
dia cinta misalnya, orang berlemah lembut kepadanya harusnya dia juga cinta dia
berlemah lembut kepada saudaranya, maka demikianlah seorang mukmin itu, dia
mencintai untuk saudaranya kebaikan yang dicintai untuk dirinya, yang
dicintai.? Untuk dirinya, maka mendidik diri supaya berberkah dimanapun
berada ini adalah sifat yang sangat
indah, hal yang harusnya selalu kita kembangkan di dalam kehidupan kita.
Dimana pun kita
bermasyarakat, dimana pun kita hidup selalu membawa kebaikan untuk manusia (dan)
menutup pintu kejelekan dan ini sifat (yang) perlu dilatih
diri-diri ini berada diatasnya, harus selalu kita berusaha untuk
mengembangkannya, melatih akhlaq kita untuk berberkah kepada manusia dimanapun
kita berada.
7. Kemudian dari hal yang ingin saya ingatkan
disini adalah firman Allahسبحا نه وتعلى , Allah berfirman : يا أيهاالذين آمنوا قوا
أنفسكم وأهليكم نارا (wahai orang-orang yang
beriman jagalah diri-diri kalian dan jagalah keluarga-keluarga kalian dari api
neraka), ini seruan Allah سبحا نه وتعلى
kepada orang-orang beriman, kepada orang yang beriman supaya mereka menjaga
diri-diri mereka dan menjaga keluarga mereka dari api neraka, menjaga diri dan
keluarga dari.? Api neraka.
Bagaimana dia menjaga
dirinya dan keluarganya dari api neraka? Inilah dari ma’na ayat yang hendaknya
kita renungi, ia menjaga dirinya dan keluarganya dari api neraka.? Adalah dia
melaksanakan segala ketaatan yang mendekatkan dirinya kepada Allah dan
menghindarkan dirinya dari segala kemaksiatan yang bisa menghantarkan kepada
api neraka, maka pertama dia benahi dirinya, didahulukan diri yang harus
dijaga, dan dia perbaiki dirinya.
Sebab kadang sebagian
kepala rumah tangga, subhanallah... dia hanya ingin
keluarga dan anak-anaknya baik, istri dan anak-anaknya baik dan dia sendiri
tidak ada usaha memperbaiki diri, ia kadang menuntut istri dan anak-anaknya
berakhlaq yang baik, kepadanya tapi dia sendiri tidak pernah mendidik dirinya
untuk berakhlaq yang baik untuk istri dan anak-anaknya, maka ini adalah hal
yang keliru yang hendaknya diperbaiki, sebab kepala rumah tangga dia adalah
yang bertanggung jawab terhadap siapa yang dia pimpin.
Dan nabi telah
mengingatkan di dalam hadits ibnu umar yang diriwayatkan oleh imamul bukhari
dan imam muslim, beliau bersabda :
كلكم راع وكلكم مسؤول عن رعيته (setiap dari kalian
adalah pemimpin dan setiap dari kalian akan dimintai pertanggungjawaban akan
kemimpinannya).
Seorang kepala negara adalah
seorang pemimpin yang akan dimintai pertanggung jawaban akan kepemimpinanannya,
seorang kepala rumah tangga akan dimintai pertanggungjawaban akan
kepemimpinannya, seorang istri di tengah keluarganya, di tengah anak-anaknya
akan dimintai pertanggungjawaban akan kepemimpinannya, seorang budak pada harta
tuannya akan dimintai pertanggung jawaban akan hal tersebut. Kemudian nabi kembali
menegaskan : ألا كلكم راع وكلكم مسؤول عيته (Ingatlah bahwa setiap
dari kalian itu adalah pemimpin dan setiap dari kalian akan dimintai
pertanggungjawaban akan kepemimpinannya).
Dan di dalam hadits
ma’kil bin yasar yang diriwayatkan oleh imamul bukhari dan
imam muslim, Rasulullah
bersabda : ما من عبد يسترعيةالله رعية ثم لم يحط بنصحها
ألا حرم الله عليه الجنة (tidak
ada seorang hamba yang Allah berikan kepadanya tanggungjawab, (diberi tanggung
jawab) lalu dia tidak beres dalam menjalankan tanggungjawabnya kecuali Allah
haromkan untuknya surga).
Ini ancaman yang sangat
keras bagi mereka yang Allah berikan nikmat keluarga lalu tidak menjaganya.
Dan menjaga diri dan
keluarga ini dari api neraka yang paling utamanya dengan membekali diri dan
keluarga dengan ilmu agama, ini yang paling utama sebab ilmu agama (adalah) sumber
kebaikan, itu adalah dasar keimanan, keimanan tidak mungkin ada tanpa ilmu, dan
dengan ilmu agama, seorang bisa melihat apa yang terbaik untuk diri dan
keluarganya, Ia pandai melihat kebaikan untuk masa depannya apabila terjadi
masalah ditengah mereka, maka ilmu agama adalah penyelesaiannya hal yang
membawa kebaiakan dan penyelesaian untuknya.
Karena itulah tidak
sepantasnya bagi seorang muslim dan muslimah untuk berpaling dari hal seperti ini,
maka harus ada sikap menjaga diri dan keluarga dari api neraka. Dan ayat ini
,terdapat di dalamnya peringatan tentang kewajiban kita semua untuk menjaga
diri dan keluarga dari api neraka, dan Rasulullah pernah mengingatkan dalam
sebuah hadist, kata beliau :
لا
يد خل
الجنة د يوث
(tidak akan masuk surga
seorang yang dayyust), apa dayyust itu.? Kata beliau : adalah orang
yang membiarkan kemungkaran ditengah keluarganya, yang membiarkan kemungkaran
ditengah.? Keluarganya.
Maka ini pokok dan
dasar bagi kaum muslimin didalam membangun rumah tangga.
Harus di ketahui bahwa
rumah tangga itu, keluarga itu, adanya pernikahan itu, punya maksud yang
mulia di dalam syari’at kita bukan hanya menumpahkan syahwat, bukan hanya sekedar
punya anak dan keturunan tapi ada makna pokok yang hendak dipahami, bahwa
seorang yang berumah tangga dengan rumah tangga yang dia bina untuk (dapat) lebih
mendekatkan dirinya kepada Allah, agar supaya rumah tangganya
bisa menjadi lahan ibadah yang lebih luas lagi baginya, manjadi lahan ibadah.? yang
lebih luas baginya.
Karena itu nabi صلى الله عليه وسلم pernah di tanya oleh
seorang shahabat yang bernama uqbah bin ‘amir al-juhaniرضي الله عنه , uqbah bin amir bertanya : يا رسول الله ما النجاح .؟ (wahai
rasulullah apakah jalan keselamatan itu), apakah jalan.? Keselamatan
itu, maka nabi صلى الله
عليه وسلم bersabda : أمسك
عليك لسا نك وليسعك بيتك وا بك على خطيأ تك kata nabi : (jagalah
lisanmu), di suruh menjaga lisan yang pertama, ini
penting, penting.? Lisannya dia jaga kepada orang umum, kepada keluarganya,
kepada orang tuanya dan selainnya, dia menjaga
lisan, kemudian yang kedua وليسعك
بيتك (dan hendaknya rumahmu
itu menjadi lapang bagimu), rumah menjadi lapang.?
bagimu, ini jalan keselamatan, kalau rumahnya bisa menjadi hal yang lapang baginya,
indah baginya.
Sebab banyak
nilai-nilai ibadah yang bisa dia tegakkan di rumah, dar berakhlak yang mulia
kepada keluarga, mendidik anak dan istri, ini semunya adalah lahan-lahan ibadah ( yang ) luas, karena itu
dari jalan keselamatan kata nabi, hendaknya rumahmu menjadi lapang bagimu,
menjadi lapang.? bagimu.
Kemudian kata beliau : وا بك على خطيأ تك dan dari jalan
keselamatan (tangisilah keselahanmu) selalu.? Menangisi
kesalahan, karena setiap manusia punya.? Pasti ada dosa dan kesalahan, maka hendaknya
ia selalu menangisi .? dosa dan kesalahanya tersebut, maka ini dari pokok dasar
syari’at kita yang hendaknya selalu kita perhatikan dan kita cermati, maka
semua dari kita punya kewajiban, semua dari kita punya tanggung jawab, dan ini
penting untuk diperhatikan kewajiban dan tanggungjawab.
Yang paling penting
bagi seorang hamba, bagaimana kewajiban dan tanggungjawabnya itu yang dia
tunaikan, sebab itu yang akan di tanyakan pada hari kiamat, adapun kalau dia
memiliki hak, maka haknya itu boleh dia tuntut, tapi dia tidak harus mengambil
haknya, tidak harus dia mengambil.? haknya, tapi yang paling penting adalah
kewajiban dan tanggngjawabnya dia tunaikan, kewajiban dan tanggung jawabnya.?
Dia tunaikan , ini sebenarnya pokok masalah apalagi dalam rumah tangga.
Suami kadang hanya
berfikir dia punya hak terhadap istri, kenapa istrinya tidak melayaninya, tidak
mengurus rumah tangga dengan baik, tidak mendidik anak-anak dengan baik dan seterusnya,
yang dia fikirkan haknya, haknya, haknya, tapi jarang memikirkan tanggungjawabnya,
(dan) keawajibannya.
Demikian pula istri,
kadang yang di dengar darinya hanya tuntutan, tuntutan, tuntutan, dia sendiri
punya kewajiban-kewajiban, (dan) mungkin banyak kekurangan dalam menegakkan
kewajibannya.
Karena itu yang paling
penting bagi seorang hamba dan ini yang menjaga kelangsungan, kalau mereka.? setiap
dari mereka berusaha menunaikan kewajiban masing-masing, adapun masalah hak,
kalau dia tidak terima saat ini di dunia, di akhirat nanti dia akan mendaptkan
kebaikannya, dia akan mendapatkan.? Kebaikannya, karena itu dari pokok
pembahasan yang hendaknya kita perhatikan.
Demikian beberapa
wasiat dan beberapa perkara yang ingin saya ingatkan di majelis ini, semoga
Allah سبحا نه وتعلى menjadikan hal tersebut
sebagai hal yang bermanfaat untuk kita semua, menjadi pijakan–pijakan dan
pedoman di dalam kehidupan kita, bisa selalu bermakna untuk hari-hari kita di
masa mendatang, dan tentunya apa yang saya sampaikan tadi (berupa)
kalimat-kalimat ringkas, dasar–dasar kita uraikan dari ayat al-qur’an dan hadits
Rasulullah
صلى الله عليه وسلم hendaknya selalu menjadi titik perhatian.
Kalau ingin di luaskan,
apa yang diterangkan tadi itu adalah kaidah-kaidah dasar yang mempunyai makna
yang sangat luas, mempunyai makna yang sangat.? Luas, kalau selalu kita
cermati dan selalu kita perhatikan insya Allahu
Ta’ala pasti akan selalu membawa kebaikan untuk kita semua.
Wallahu ta’ala a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar